Selasa, 27 Desember 2022 10:37:58 WIB
Lavrov : Entah Ukraina mau Memenuhi Proposal Moskow, atau Tentara Rusia yang Memutuskan
International
Endro
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menghadiri konferensi internasional "Pilihan Eurasia sebagai Dasar Penguatan Kedaulatan" yang diselenggarakan oleh partai Rusia Bersatu di Moskow, Rusia 14 Desember 2022. Alexander Zemlianichenko/Pool via REUTERS/File Foto
MOSKOW, Radio Bharata Online – Proposal Moskow untuk penyelesaian konflik di Ukraina sudah diketahui Kyiv.
Kantor berita TASS mengutip Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Ukraina boleh memenuhi Proposal Moskow untuk kebaikan mereka sendiri, atau tentara Rusia yang akan memutuskan.
Kantor Berita Negara itu juga melaporkan pada Senin, usulan Moskow untuk demiliterisasi dan denazifikasi, penghapusan ancaman terhadap keamanan Rusia, termasuk tanah baru Rusia, sudah diketahui musuh.
Menurut Lavrov intinya sederhana: Penuhi mereka untuk kebaikan sendiri. Jika tidak, masalah ini akan diputuskan oleh tentara Rusia.
Moskow menyebut invasinya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk "demiliterisasi" dan "denazifikasi" tetangganya. Sementara Kyiv dan sekutu Baratnya menyebutnya sebagai agresi gaya kekaisaran untuk merebut tanah.
Pada bulan September, Moskow menyatakan telah mencaplok empat provinsi Ukraina – yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson.
Pada hari Minggu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Moskow terbuka untuk negosiasi dan menyalahkan Kyiv dan pendukung Baratnya karena kurangnya pembicaraan. Pernyataan Putin ini sebelumnya ditolak oleh Washington, karena dinilai sebagai sikap di tengah serangan Rusia yang terus-menerus.
Lavrov mengatakan kepada TASS, bahwa mengenai berapa lama konflik akan berlangsung, "bola ada di pengadilan rezim, dan Washington di belakangnya."
Tidak ada akhir yang terlihat dari perang, yang telah memasuki bulan ke-11 dan telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang terlantar, dan mengubah kota menjadi puing-puing.
Kyiv telah mengesampingkan penyerahan tanah apa pun ke Rusia dengan imbalan perdamaian, dan secara terbuka menuntut Rusia melepaskan semua wilayah. (Reuters)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB