Sabtu, 10 Desember 2022 9:59:14 WIB

Para Pemimpin Oposisi Bangladesh Gelar Rapat Umum Anti Pemerintah
International

ENdro

banner

Personel polisi mengenakan pentungan pada pendukung Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) di Khulna pada 22 November 2021 [File: Kazi Santo/AFP]

DHAKA, Radio Bharata Online - Dua pemimpin senior dari partai oposisi utama Bangladesh telah ditangkap oleh polisi, sehari sebelum unjuk rasa yang direncanakan untuk menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina, karena melonjaknya harga bahan bakar dan meningkatnya biaya hidup.

Mirza Fakhrul Islam Alamgir, sekretaris jenderal Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), dan Mirza Abbas, mantan menteri dan anggota badan pengambil keputusan utama partai, dijemput paksa dari rumah mereka sekitar pukul 03:00 pada hari Jumat waktu setempat.  Itu dikatakan oleh Zahiruddin Swapan, kepala sayap media BNP, kepada AFP.

Zahiruddin mengatakan, mereka adalah polisi berpakaian preman.  Alamgir tahu identitas mereka. Mereka mengatakan kepadanya bahwa dia dibawa pergi atas perintah komando tertinggi.  Swapan menambahkan bahwa pihak tersebut tidak tahu ke mana keduanya dibawa pergi.

Juru bicara Polisi Metropolitan Dhaka Faruq Ahmed mengatakan, pasangan itu telah ditangkap karena dicurigai menghasut kekerasan, dan menghalangi pekerjaan pemerintah selama bentrokan hari Rabu (07/12).

Para pengunjuk rasa menuntut Perdana Menteri Hasina mundur, demi pemilihan baru di bawah pemerintahan sementara.  

Tindakan polisi hari Jumat itu, terjadi dua hari setelah pasukan keamanan di ibu kota Dhaka menembakkan peluru karet dan gas air mata, ke kerumunan ribuan pendukung BNP yang bersiap untuk unjuk rasa 10 Desember, menyebabkan setidaknya satu orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Zahiruddin Swapan mengatakan, polisi telah menangkap "sekitar 2.000" aktivis dan pendukung partai, dalam upaya membatalkan unjuk rasa yang direncanakan digelar pada Sabtu.

Namun, polisi Dhaka memberikan angka yang lebih rendah, dan mengatakan mereka telah menangkap 500 aktivis BNP atas tiga tuduhan terpisah, termasuk menyerang polisi selama bentrokan.

Polisi menyatakan memberikan izin kepada partai oposisi, untuk mengadakan pertemuan publik di lapangan Golapbag di ibu kota, tetapi menolak permintaan BNP untuk mengadakan aksi massa di depan kantor pusatnya di Naya Paltan.  (AL JAZEERA)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner