Selasa, 16 Februari 2021 12:21:14 WIB

Wabah Ebola Kembali Landa Afrika Barat, Seberapa Berbahaya?
Sosial Budaya

Agsan Prawira

banner

Wabah Ebola pada 2013-2016 di Afrika Barat menewaskan lebih dari 11.000 orang. (AFP)

Jakarta - 

Guinea mengumumkan epidemi Ebola dengan delapan kasus yang dikonfirmasi dan tiga kematian.

Wabah tersebut sempat dinyatakan berakhir empat tahun lalu di Afrika Barat dan kala itu dianggap sebagai epidemi Ebola terbesar dan paling kompleks di dunia dengan menewaskan lebih dari 11.000 orang.

Kali ini, wabah diketahui telah menyebar di lahan permakaman masyarakat di Guinea tenggara, wilayah yang sama tempat wabah bermula pada 2013-2016 silam.

Seberapa berbahayanya Ebola dan apa yang dilakukan untuk mengatasi wabah tersebut?

Ebola disebabkan oleh virus yang menyebar dari hewan liar ke manusia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Virus ini kemudian menyebar melalui kontak dari manusia ke manusia.

Health workers dressed in protective suits carry a coffin with the body of Congolese woman who died of Ebola in Butembo, DRC on 28 March 2019\

Ebola ditularkan melalui cairan tubuh orang yang terinfeksi virus itu. (Reuters)

Gejalanya termasuk demam, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala dan sakit tenggorokan, diikuti dengan muntah, diare, ruam dan, dalam beberapa kasus, pendarahan internal dan eksternal (misalnya, darah mengalir dari gusi atau bercampur dalam tinja).

Masa inkubasi - waktu antara tertular virus dan menunjukkan gejala - adalah antara dua hingga 21 hari.

Bagaimana Ebola ditularkan?

Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh (seperti darah, feses, dan muntahan) dari orang yang mengidap Ebola, atau telah meninggal karena virus itu.

Benda yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien Ebola juga dapat menularkan virus tersebut.

Petugas kesehatan sering terinfeksi saat merawat pasien yang dicurigai atau dipastikan menderita penyakit Ebola.

A health worker wearing protective gear is sprayed with disinfectant at the Nongo Ebola treatment centre in Conakry, Guinea, on August 21, 2015\

Banyak petugas kesehatan terpapar virus tersebut selama wabah Ebola sebelumnya di Afrika Barat. (AFP)

Permakaman tradisional merupakan sumber pusat penularan lainnya pada tahap awal wabah, karena jenazah disentuh, dimandikan, dan dicium oleh banyak orang di komunitas tersebut.

Jenazah pasien Ebola sangat mudah menularkan virus itu.

Bagaimana wabah terbaru ini dimulai?

Wabah terbaru ini telah dikaitkan dengan pemakaman di kota Goueke, di bagian tenggara Guinea.

Seorang perawat di stasiun setempat meninggal pada akhir Januari dan dimakamkan pada 1 Februari. Beberapa hari kemudian, delapan orang yang menghadiri pemakaman itu mulai mengalami diare, muntah, pendarahan, dan demam.

Local people, including health workers, take part in the funeral of Ebola victim in Butembo, North Kivu province, Democratic Republic of the Congo, 16 May 2019\Pemakaman telah dikaitkan dengan kasus-kasus Ebola karena jenazah orang yang meninggal akibat penyakit itu masih bisa menularkan virus tersebut. (EPA)

Tiga pasien kemudian meninggal, dan yang lainnya telah diisolasi dan sedang menjalani perawatan rumah sakit.

Bagaimana tanggapan pemerintah?

Pemerintah Guinea telah mendirikan pusat perawatan di Goueke dan memerintahkan pelacakan kontak orang yang terinfeksi.

Sementara itu, WHO mengatakan sedang mengoordinasikan dukungan untuk negara tersebut, termasuk akses ke vaksin dan perawatan Ebola.

Organisasi itu juga mengatakan akan bekerja dengan pemerintah negara-negara tetangga untuk meningkatkan kewaspadaan.

Liberia dan Sierra Leone telah disiagakan, meskipun kasus baru belum dikonfirmasi di sana.

Presiden Liberia George Weah telah memerintahkan pejabat kesehatan untuk "segera melibatkan masyarakat di kota-kota dan desa-desa yang berbatasan dengan Guinea dan meningkatkan tindakan anti-Ebola".

A health center in the Liberian village of Mendicorma, just across the border with Sierra Leone on April 27, 2016.\

Desa-desa di negara tetangga Liberia (foto) dan Sierra Leone telah dalam kondisi siaga tinggi. (Getty Images)

Pejabat kesehatan di Republik Demokratik Kongo telah mengkonfirmasi kasus baru keempat Ebola di sisi timur negara itu.

WHO mengatakan pihaknya juga telah berhubungan dengan negara-negara lain di kawasan tersebut, termasuk Mali, Senegal dan Pantai Gading untuk memantau situasi tersebut dengan cermat.

Apakah wabah Ebola ini sama berbahayanya dengan yang sebelumnya?

Penyakit Ebola tergolong parah dan sangat fatal jika tidak diobati: rata-rata, setengah dari orang yang mengidapnya meninggal. Pada wabah sebelumnya, angka kematian bervariasi dari 25% hingga 90% dari seluruh kasus.

Tetapi WHO mengatakan sekarang pihaknya lebih siap daripada tahun 2013 silam untuk menangani wabah.

A Congolese health worker gives an Ebola vaccine to a man at the Himbi Health Centre in Goma, Democratic Republic of Congo, July 17, 2019\

Dua vaksin sekarang tersedia untuk melawan Ebola. (Reuters)

Dua vaksin sekarang tersedia untuk melawan Ebola, dengan persediaan darurat global sebanyak 500.000 dosis tersedia untuk merespons dengan cepat wabah-wabah di masa depan, kata aliansi vaksin Gavi pada Januari.

Editor BBC untuk Afrika, Mary Harper, mengatakan WHO dan negara-negara itu sendiri juga telah belajar dari wabah sebelumnya.

"Mereka sangat pandai melacak orang, mengisolasi orang yang pernah melakukan kontak dengan orang yang menderita penyakit itu, jadi mereka lebih siap daripada sebelumnya," katanya.

Namun dia mencatat bahwa wabah cenderung terjadi di daerah yang cukup terpencil di mana infrastruktur buruk.

"Ini adalah lingkungan yang menantang," kata Harper. "Dan meskipun Afrika tidak begitu terpengaruh oleh pandemi virus corona, Afrika juga menangani hal itu pada saat yang sama menghadapi gelombang baru virus Ebola."

https://news.detik.com/bbc-world/d-5375891/wabah-ebola-kembali-landa-afrika-barat-seberapa-berbahaya?tag_from=wp_nhl_11

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner