Sabtu, 18 Februari 2023 10:48:22 WIB
Menkeu: Negara tak bisa selesaikan agenda perubahan iklim sendirian
Indonesia
ANTARA
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam acara Munich Security Conference bertajuk "Power Shifts: Geopolitics of the Green Transation", yang dipantau secara daring di Jakarta, Sabtu (18/02/2023). ANTARA/Agatha Olivia Victoria.
JAKARTA, Radio Bharata Online - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan sebuah negara tidak bisa menyelesaikan agenda perubahan iklim secara individualistik atau sendirian karena perubahan iklim merupakan permasalahan publik secara global.
Dalam acara Munich Security Conference bertajuk "Power Shifts: Geopolitics of the Green Transation", secara daring di Jakarta, pada Sabtu(18/2), Sri Mulyani mengatakan, "Perubahan iklim merupakan pertaruhan publik global,"
Untuk itu, negara-negara di dunia harus bisa bekerja sama dalam mengatasi perubahan iklim saat ini. Sri Mulyani mencontohkan salah satu negara yang terkendala dalam mengatasi perubahan iklim dan harus dibantu adalah negara-negara di bagian selatan dunia. Negara-negara tersebut memiliki kendala modal dan teknologi yang memberikan pilihan berbeda dan tidak ideal.
Saat ini negara-negara tersebut terus berdiskusi mengenai transisi energi, merancang peta jalan yang bisa dilakukan dengan melihat kondisi fiskal, politik, hingga keterjangkauan.
Energi terbarukan membutuhkan investasi yang berbeda. Panas bumi memiliki perbedaan, dimana terdapat risiko awal pada eksplorasi, hidro, serta lebih banyak pengeluaran modal investasi di muka.
Menurut dia, banyak negara di belahan dunia selatan tidak memiliki akses ke modal tersebut, agar mereka dapat memulai dengan energi terbarukan, di luar tenaga surya.
Oleh karenanya permasalahan tersebut menjadi sangat penting, apalagi jika melihat peta dunia, negara bagian selatan dunia saat ini menjadi negara yang paling berkembang dengan ukuran ekonomi yang akan tumbuh lebih besar.
"Banyak dari mereka sebenarnya mampu memiliki energi terbarukan sejak awal daripada masuk ke bahan bakar fosil lalu membersihkannya," tuturnya. (ANTARA)
Komentar
Berita Lainnya
Inflasi September 2022 1,17 Persen, Tertinggi Sejak Desember 2014 Indonesia
Selasa, 4 Oktober 2022 14:34:54 WIB
HUT ke-77 TNI, Jokowi Beri Tanda Kehormatan Bagi Tiga Prajurit TNI Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:4:36 WIB
Naik-Turun Bus TransJakarta Wajib Tempel Kartu, Saldo Minimum Rp5.000 Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:12:43 WIB
BMKG Minta Warga Waspada Gelombang 2,5 Meter di Empat Wilayah Laut NTT Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:33:18 WIB
Presiden Ingatkan TNI untuk Selalu Siap Hadapi Tantangan Geopolitik Global Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 14:31:19 WIB
Mesir Gelar Kegiatan Interaktif Belajar Bahasa Mandarin Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB
Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB
Pertemuan P20 di Buka Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB
Seluruh Biaya Perawatan Korban Kanjuruhan DItanggung Pemkab Malang Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB
Direktur PT Liga Indonesia Baru Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB
Kronologi Tragedi Kanjuruhan, 11 Tembakan Gas Air Mata Dilepaskan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB
Jokowi Minta Dewan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Kelola Dana dengan Hati-Hati Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB
Sekjen PBB Prihatin Atas Insiden Penembakan di Thailand Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 15:55:21 WIB
Kirab Kebangsaan Merah Putih di Kota Pekalongan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 16:3:8 WIB
Mahfud Md Tidak Mempermasalahkan Media Asing Investigasi Tragedi Kanjuruhan Indonesia
Sabtu, 8 Oktober 2022 8:53:51 WIB