BEIJING, Radio Bharata Online - Pelabuhan-pelabuhan besar di seluruh Tiongkok telah melaporkan tingkat penurunan peti kemas kosong sebagai pertanda pemulihan ekspor, karena produk negara ini mendapatkan pijakan yang tangguh dan kuat di pasar dunia, meskipun inflasi global masih berlanjut.
Situasi di pelabuhan membantah spekulasi media asing atas perdagangan luar negeri Tiongkok yang lemah. Bahkan ekspor Tiongkok masih terus akan tumbuh pada tahun 2023, karena negara itu terus membuka diri secara lebih luas.
Di Shenzhen, Provinsi Guangdong, Tiongkok Selatan, jumlah peti kemas kosong di pelabuhan telah turun secara signifikan.
Seorang karyawan China Merchants Port Holdings mengatakan, jumlah peti kemas kosong mencapai rekor tertinggi sebanyak 280.000 pada Februari, tetapi sekarang menjadi sekitar 210.000, atau turun 24 persen.
Di Pelabuhan Ningbo-Zhoushan di Provinsi Zhejiang, Tiongkok Timur, jumlah peti kemas kosong turun sekitar 60.000 dari 470.000 pada awal Maret.
Seorang pegawai Pelabuhan Ningbo-Zhoushan kepada Global Times, Senin mengatakan, jumlah peti kemas kosong di pelabuhan memang menurun dari puncaknya. Sementara pelabuhan di Provinsi Shandong Tiongkok Timur telah melaporkan pertumbuhan ekspor yang kuat.
Pada bulan Januari dan Februari, lalu lintas peti kemas di pelabuhan, di Shandong naik lebih dari 13 persen tahun-ke-tahun.
Grup Pelabuhan Shandong mengatakan, secara khusus, throughput peti kemas di Pelabuhan Qingdao Shandong naik 12,3 persen tahun-ke-tahun, throughput Pelabuhan Rizhao naik 16,7 persen dan angka Pelabuhan Yantai tumbuh 17,7 persen.
Jumlah peti kemas kosong di pelabuhan Tiongkok, umumnya selalu relatif rendah, karena tingkat perputaran yang tinggi. (Global Times)