Rabu, 12 April 2023 13:9:44 WIB
Rusia: AS Berniat Intai Presiden Ukraina
International
CRI/ Angga
Dikabarkan, belakangan ini di sejumlah media sosial muncul sejumlah dokumen yang dicurigai merupakan dokumen rahasia milik pihak militer AS. Dokumen-dokumen tersebut menunjukkan, pemerintah AS tidak hanya mencampuri konflik Rusia-Ukraina secara mendalam, namun juga terus memantau dan mengawasi Ukraina dan negara-negara lainnya termasuk sekutu-sekutunya seperti Israel, Turki dan Korea Selatan.
Juru bicara Kremlin Rusia, Dmitry Peskov hari Senin (10/04) lalu menyatakan, AS mungkin berniat memantau Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, karena Amerika telah sejak lama memata-matai sejumlah kepala negara, khususnya di beberapa ibu kota Eropa.
Faktanya, sebagai ‘kerajaan peretas’ terbesar di dunia, AS telah dikenal umum menginvestasikan dana dan sumber daya manusianya secara masif di bidang pencurian informasi lewat internet. Lingkupnya juga sangat luas dengan mengatasnamakan ‘kepentingan nasional’, pemerintah AS melakukan banyak kegiatan pengintaian dan pemantauan melalui internet terhadap negara-negara lain bahkan sekutunya.
Di antaranya, AS pernah menyadap telepon seluler yang dimiliki mantan Kanselir Jerman Angela Merkel sejak tahun 2002. Setelah peristiwa tersebut memicu ketidakpuasan keras Jerman, Angela Merkel juga menelepon Presiden AS Barack Obama guna meminta klarifikasi terkait. Menurut peliputan media Denmark pada tahun 2021, Badan Keamanan Nasional AS (NSA) mengakses internet melalui Badan Intelijen Pertahanan Denmark untuk mendapatkan data asli, untuk melakukan pengintaian terhadap Jerman, Prancis, Swedia, Norwedia, Belanda serta negara-negara Eropa lainnya. Tindakan AS tersebut memicu kekecewaan keras dari negara-negara tersebut, dan meminta penjelasan dari AS.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan, “Sangat jelas, pengintaian antar sekutu adalah tindakan yang tak bisa diterima. Kami telah meminta Denmark dan AS memberikan semua informasi terkait hal tersebut”.
Pendiri WikiLeaks, Julian Assange pernah menyatakan bahwa bagi AS yang terkenal sebagai ‘negara super besar pengintai’, hanya terdapat satu peraturan, yakni tak ada peraturan.
Pewarta : CRI
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB