Rabu, 2 Desember 2020 16:23:54 WIB
Vaksin Corona Dianggap Jadi Penentu Pulihnya Ekonomi Dunia
Sosial Budaya
Agsan Prawira
Foto: Getty Images/iStockphoto/Manjurul
Kelancaran distribusi vaksin Corona (Covid-19) dianggap menjadi penentu pemulihan ekonomi dunia. Menurut Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) jika terjadi penundaan distribusi vaksin, maka dapat berisiko besar bagi pemulihan ekonomi.
"Mungkin penundaan (vaksinasi) yang untuk saat ini, belum jelas. Penundaan vaksinasi bisa menjadi risiko jika itu terjadi, tapi saya tidak mengharapkannya sesuai dengan informasi yang kami miliki," kata Gubernur Bank Sentral Yunani yang juga anggota ECB, Yannis Stournaras dikutip dari CNBC, Rabu (2/12/2020).
Tiga uji coba vaksin secara terpisah telah merilis data yang menjanjikan yakni distribusi vaksin pada November, dengan suntikan dari Pfizer - BioN Tech dan Moderna menunjukkan tingkat kemanjuran di atas 90%. Perkembangan ini mendorong pasar keuangan dan mendukung gagasan bahwa pandemi dan krisis ekonomi mungkin akan berakhir lebih cepat dari yang diharapkan.
Namun, mendistribusikan vaksin ke seluruh dunia sambil memastikan kondisi pengawetan adalah tantangan besar selanjutnya dalam menangani keadaan darurat COVID-19.
Dalam catatan yang diterbitkan minggu lalu, para peneliti Goldman Sachs merinci bagaimana vaksin dapat merangsang pemulihan ekonomi, tetapi juga menyoroti beberapa risiko penurunan. Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin Pfizer-BioNTech dengan imunisasi yang jatuh tempo minggu depan. European Medicines Agency mengatakan bahwa mereka akan memberikan pendapatnya tentang pekerjaan Pfizer-BioNTech hanya pada tanggal 29 Desember. Ini menunjukkan bahwa vaksinasi di benua Eropa tidak mungkin dimulai sebelum akhir tahun.
"Skenario ini menunjukkan vaksinasi yang lebih lambat di Eropa, yang lebih bergantung pada pengembang ini (AstraZeneca, Johnson & Johnson), tetapi juga vaksinasi jangka menengah yang lebih sedikit di tempat lain karena permintaan yang lebih lemah, yang tampaknya paling rapuh di AS dan Jepang," kata para peneliti.
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB