BEIJING, Radio Bharata Online - Tiongkok meminta pihak-pihak terkait untuk melakukan penyelidikan yang obyektif dan adil atas insiden ledakan pipa gas alam Nord Stream, dan mendukung proses penyelidikan yang dipercepat untuk menemukan kebenarannya.

Mencermati Dewan Keamanan PBB yang pada hari Selasa memperdebatkan permintaan Rusia, untuk penyelidikan atas ledakan yang menimpa fasilitas pipa gas alam Nord Stream September lalu,  Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin pada hari Rabu di Beijing mengatakan, sebagai lembaga internasional yang paling representatif, PBB dapat berperan aktif dan konstruktif dalam melakukan investigasi internasional.

Menurut Wang, pipa gas alam Nord Stream adalah infrastruktur transnasional utama, dan urat nadi transportasi energi.  Ledakan tersebut memiliki dampak negatif yang serius pada pasar energi global dan lingkungan ekologis, dan juga memukul bisnis dan rumah tangga di negara-negara Eropa saat musim dingin ini.

Insiden itu bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga masalah politik dan masalah mata pencaharian masyarakat, yang terkait dengan keamanan dan stabilitas Eropa.

Terutama di bawah latar belakang krisis Ukraina, Wang mengatakan insiden itu telah memperburuk ketegangan regional, meningkatkan antagonisme dan konfrontasi, serta mempersulit dialog dan negosiasi. Menurutnya, semakin sulit harapan untuk membangun kerangka kerja keamanan Eropa yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan.

Lebih banyak kasus menunjukkan bahwa itu bukan kecelakaan, tapi sebuah kesengajaan. Situasi keamanan global akan lebih terpengaruh jika penyebab dan tanggung jawab atas insiden tersebut tidak dapat diidentifikasi.

Menghadapi materi dan bukti yang terperinci, penyangkalan sederhana oleh negara-negara terkait, jelas tidak cukup untuk menjawab pertanyaan dan kekhawatiran dari seluruh dunia, dan itu tidak berarti bahwa kebenaran dapat ditutup-tutupi.

Wang berharap pihak-pihak terkait dapat menemukan kebenaran secepat mungkin, untuk menjaga keamanan infrastruktur transnasional utama, serta perdamaian dan keamanan global dan regional. (CGTN)