Senin, 24 Februari 2025 15:15:33 WIB

Lembaga Keuangan Asing Percaya pada Inovasi Sains dan Teknologi Tiongkok
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Meng Lei, Analis Strategis Pasar Saham Tiongkok di UBS Securities (CMG)

Shanghai, Radio Bharata Online - Beberapa lembaga keuangan asing telah menerbitkan laporan penelitian, yang menyatakan bahwa inovasi dan terobosan Tiongkok dalam AI telah meningkatkan daya tarik aset Tiongkok.

Menurut laporan terbaru dari UBS Securities, nilai pasar saham di sektor teknologi telah mencapai 21 persen dari saham A, yang 6 persen lebih tinggi dari tahun 2022.

Meng Lei, Analis Strategis Pasar Saham Tiongkok di UBS Securities, meyakini bahwa inovasi teknologi terkini dalam AI akan memberikan dampak berkelanjutan pada sektor-sektor yang memiliki rantai industri yang relatif panjang, seperti semikonduktor, perangkat lunak, perawatan medis, dan otomotif.

"Penurunan biaya AI generatif diharapkan akan menguntungkan lebih banyak industri. Pusat data internet juga akan membantu melatih model AI. Penelitian dan pengembangan obat yang digerakkan oleh AI dapat digunakan secara luas. Kendaraan pintar akan menjadi lebih kompetitif. Semua perubahan ini akan membuat hidup orang lebih nyaman dan memenuhi kebutuhan konsumen. Sementara itu, nilai aset yang relevan akan semakin ditunjukkan," ujar Meng.

Perusahaan manajemen investasi Neuberger Berman (Tiongkok) menerbitkan laporan yang menyatakan optimis tentang kemampuan inovasi jangka panjang Tiongkok, dan lebih banyak pencapaian inovasi sains-teknologi dalam manufaktur kelas atas dan transformasi energi hijau akan menarik lebih banyak investasi.

"Tiongkok adalah salah satu basis inovasi industri terpenting di dunia. Dalam jangka panjang, manufaktur kelas atas dan transformasi energi hijau telah menarik perhatian investor global," kata Zhu Bingqian, Kepala Strategi Neuberger Berman (Tiongkok).

Sebuah laporan penelitian dari Goldman Sachs memperkirakan bahwa prospek positif pertumbuhan ekonomi Tiongkok, ditambah dengan potensi peningkatan kepercayaan, diharapkan dapat mendatangkan lebih dari 200 miliar dolar AS (sekitar 3.255 triliun rupiah) dalam aliran masuk portofolio.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner