Kamis, 16 Maret 2023 14:37:49 WIB
AS, Inggris dan Australia Bohongi Dunia Soal Non-proliferasi Nuklir
International
CRI/ Angga
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin
Terkait isu AS, Inggris dan Australia memaksa Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyetujui kerja sama kapal selam nuklir mereka, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin dalam jumpa pers hari Rabu kemarin (15/3) mengatakan, Tiongkok menyatakan keprihatinan serius terhadap pernyataan Sekjen IAEA terkait kerja sama kapal selam nuklir AS, Inggris dan Australia baru-baru ini, Tiongkok dengan tegas menentang tindakan ketiga negara tersebut yang memaksa Sekretariat IAEA menyetujui kerja sama kapal selam nuklir tersebut.
Pada hari Selasa (14/3) lalu, AS, Inggris dan Australia mengumumkan rencana kerja sama kapal selam mereka, menyatakan akan menaati standar non-proliferasi nuklir yang tertinggi, serta mengadakan pembahasan mengenai pengaturan pemeriksaan dan jaminan dengan IAEA. Sekjen IAEA Rafael Mariano Grossi menyatakan, IAEA dan pihak terkait Australia akan mengadakan pembahasan untuk secara menyeluruh menjamin dan memeriksa implementasi peraturan pasal ke-14 perjanjian non-profliferasi senjata nuklir, untuk mewujudkan target teknis IAEA dalam melakukan penjaminan dan pemeriksaan terhadap Australia.
Jubir Tiongkok menekankan, sikap AS, Inggris dan Australia yang berkomitmen untuk menaati perjanjian non-proliferasi senjata nuklir sepenuhnya membohongi dunia. Kerja sama tersebut merupakan kerja sama pertama di mana negara pemilik senjata nuklir menyerahkan reaktor engine kapal selam nuklir serta uranium pengayaan tinggi senjata dalam jumlah besar kepada negara yang tidak memiliki senjata nuklir, sistem jaminan dan pengawasan IAEA kini tidak mampu menjamin bahan nuklir tersebut tidak digunakan untuk produksi senjata nuklir. Oleh karena itu, kerja sama kapal selam nuklir ketiga negara tersebut dengan serius menimbulkan risiko perluasan nuklir, juga melanggar azas tujuan dan target perjanjian non-proliferasi senjata nuklir, serta menyabot sistem non-proliferasi nuklir internasional.
Pewarta : CRI
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB