Rabu, 3 September 2025 11:53:9 WIB

Xi Jinping: Rakyat Tiongkok Berdiri Teguh di Sisi Sejarah dan Kemajuan Peradaban Manusia yang Benar
Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

banner

Presiden Tiongkok Xi Jinping (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Dalam pidatonya di Upacara peringatan ke-80 kemenangan dalam Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok melawan Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia pada Rabu (3/9) di Beijing, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, mengatakan bahwa sejarah telah mengingatkan kepada kita bagaimana umat manusia bisa bangkit dan jatuh bersama.

Menurutnya, ketika semua negara dan bangsa memperlakukan satu sama lain secara setara, hidup berdampingan secara damai, dan saling mendukung, maka kita dapat menegakkan keamanan bersama, memberantas akar penyebab perang, dan mencegah terulangnya tragedi sejarah yang buruk. Xi pun menegaskan bahwa Tiongkok adalah bangsa besar yang tak pernah gentar menghadapi penindasan dan selalu menghargai kemerdekaan.

"Di masa lalu, ketika dihadapkan pada pergulatan sengit antara kebaikan dan kejahatan, terang dan gelap, kemajuan dan reaksi, rakyat Tiongkok bersatu untuk melawan musuh. Mereka berjuang demi kelangsungan hidup negara, demi kebangkitan bangsa Tiongkok, dan demi keadilan seluruh umat manusia. Kini, umat manusia kembali harus memilih antara perdamaian dan perang, dialog dan konfrontasi, kerja sama yang saling menguntungkan, dan permainan zero-sum," ujarnya.

"Rakyat Tiongkok berdiri teguh di sisi sejarah dan kemajuan peradaban manusia yang benar. Kami akan tetap berkomitmen pada jalan pembangunan yang damai dan bergandengan tangan dengan seluruh bangsa di seluruh dunia dalam membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi kemanusiaan. Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok telah dan akan selalu menjadi angkatan bersenjata heroik yang dapat sepenuhnya dipercaya dan diandalkan oleh Partai dan rakyat," lanjut Xi.

Tiongkok muncul sebagai negara pertama yang melawan agresi fasis dan memiliki garis depan pertempuran terpanjang selama perang global. Selama 14 tahun perang (1931-1945), korban jiwa di pihak Tiongkok melebihi 35 juta jiwa, sebuah angka yang mencerminkan pengorbanan nasional yang sangat besar yang dilakukan untuk mempertahankan pertahanan medan utama Perang Anti-Fasis Dunia di Timur.

Pada tanggal 2 September 1945, Jepang menandatangani Akta Penyerahan Diri kepada Tiongkok dan sekutunya, yang menandai berakhirnya perang secara resmi. Tiongkok merayakan kemenangan tersebut keesokan harinya (3 September), tanggal yang ditetapkan oleh hukum pada tahun 2014 sebagai Hari Kemenangan Perang Perlawanan, yang mengukuhkan makna historisnya bagi generasi mendatang.

Komentar

Berita Lainnya

Petani di wilayah Changfeng Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

banner
Pembalap Formula 1 asal Tiongkok Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

banner