Jumat, 19 Juli 2024 17:3:51 WIB

Film Animasi Tiongkok Terbaru Gabungkan Unsur Warisan Budaya Takbenda untuk Menarik Minat Kaum Muda
Hiburan

Eko Satrio Wibowo

banner

Shen Ce, seorang peneliti di Pusat Pelatihan Internasional untuk Warisan Budaya Tak Benda di Kawasan Asia-Pasifik di bawah naungan UNESCO (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Film animasi bergaya Tiongkok baru telah memasukkan unsur warisan budaya tak benda untuk menarik minat kaum muda dan membangkitkan minat mereka pada budaya tradisional Tiongkok.

Diadaptasi dari kartun asli "Umbrella Girl Dream" yang ditulis oleh Zuo Xiaoling dan pelukis terkenal Wei Ying, film "Umbrella Girl" menceritakan kisah tentang roh payung yang bepergian dan membantu roh benda lainnya, dan menyajikan keterampilan warisan budaya tak benda tertentu seperti penjilidan buku sisik naga, kerajinan bunga beludru halus yang terbuat dari sutra serta payung kertas minyak secara rinci.

"Hakikat warisan budaya tak benda terletak pada vitalitasnya. Ia hidup. Dengan terus-menerus merevitalisasi, memanfaatkan, dan merangkulnya, kita benar-benar dapat melindungi dan melestarikan warisan budaya tak benda dengan cara terbaik," kata Shen Ce, seorang peneliti di Pusat Pelatihan Internasional untuk Warisan Budaya Tak Benda di Kawasan Asia-Pasifik (Tiongkok) di bawah naungan UNESCO.

Diadaptasi dari cerita rakyat Penggembala Sapi dan Gadis Penenun, yang dapat ditelusuri hingga lebih dari 2.000 tahun yang lalu, film animasi "Into the Mortal World" secara kreatif menyajikan potret keturunan dari dua tokoh utama dalam cerita rakyat tradisional, sambil berupaya keras untuk memasukkan unsur-unsur budaya Tiongkok seperti rasi bintang Tiongkok dan seni pengubah wajah ke dalam cerita.

"Film animasi tidak memiliki batasan desain dan latar karakter yang realistis, sehingga memungkinkannya untuk menggambarkan imajinasi tanpa batas. Selain itu, dalam ranah warisan budaya takbenda Tiongkok, terdapat banyak epos tradisional, cerita rakyat, dan legenda. Narasi ini sering kali menampilkan unsur-unsur magis dan fantastis yang mungkin sulit ditangkap dalam skenario dunia nyata, tetapi keunikannya dapat diamati dalam film animasi," kata Shen.

Dengan menceritakan kisah-kisah cerita rakyat, "White Snake III", bagian ketiga dari seri film White Snake dari Light Chaser Animation, juga menunjukkan adat istiadat dan budaya Dinasti Song (960-1279 M).

"Kita telah menempuh jalan panjang dalam menggabungkan unsur-unsur warisan budaya takbenda ke dalam produksi film dan televisi untuk menarik minat kaum muda dan membangkitkan minat mereka terhadap budaya tradisional Tiongkok. Namun, kita sekarang harus merenungkan arah untuk fase berikutnya. Secara khusus, kaum muda perlu menghadapi dan merangkul peran mereka sebagai pewaris, menjembatani kesenjangan antara budaya tradisional Tiongkok dan dunia modern. Pengaruh film domestik terhadap kaum muda harus berkembang dari sekadar menyediakan materi menjadi menawarkan interpretasi intelektual," jelas Shen.

Komentar

Berita Lainnya

3 Film Mandarin yang Paling Ditunggu di 2023 Hiburan

Rabu, 18 Januari 2023 10:4:8 WIB

banner
Lagu Mandarin No One Called Hey Segera Dirilis Hiburan

Rabu, 18 Januari 2023 11:28:15 WIB

banner
Sinopsis Drama Mandarin Uncanny Destiny (2023) Hiburan

Rabu, 18 Januari 2023 19:17:19 WIB

banner
Drama TV Mandarin "Three-Body" dirilis Hiburan

Jumat, 20 Januari 2023 18:45:58 WIB

banner
9 Film Drama Tiongkok yang Tak Boleh dilewati Hiburan

Senin, 23 Januari 2023 20:3:9 WIB

banner
Drama Mandarin Yang Sedang tayang Di Netflix Hiburan

Jumat, 27 Januari 2023 18:26:21 WIB

banner