KASHGAR, Bharata Online - Lahir dan besar di kota kuno Kashi (Kashgar), Daerah Otonomi Uighur Xinjiang di Tiongkok barat laut, seniman lukis cat minyak lokal Kurbanjan Ulam, menggoreskan kuasnya untuk menangkap pesona unik dan kekayaan budaya kota kelahirannya yang bersejarah.

Dalam koleksi lukisan cat minyaknya, termasuk "Kashi in Sunshine" dan "New Looks of Kashi's Ancient City", Kurbanjan menggunakan warna-warna mencolok untuk menggambarkan arsitektur dan lanskap kuno kota yang memukau, dan mengatakan bahwa ia selalu menemukan sesuatu yang baru untuk dilukis.

"Kashi di Xinjiang memiliki banyak rumah Gaotai kuno seperti yang ada di sana. Setiap kali saya melewati rumah-rumah ini, mereka tampak berbeda, karena pada waktu yang berbeda-beda, antara pukul 08.00 hingga 11.00 pagi, cahaya dan bayangan rumah Gaotai terus berubah, tergantung pada bagaimana sinar matahari menyinari mereka. Saya tertarik dengan kawasan permukiman Gaotai kuno. Saya menemukan setiap bongkahan tanah dan setiap batu bata menarik, jadi saya sangat menyukai kawasan permukiman Gaotai kuno," kata Kurbanjan.

Karya-karyanya lebih dari sekadar menampilkan arsitektur—karya-karyanya juga dengan gamblang menceritakan kehidupan penduduk setempat, mencerminkan energi pasar dan tradisi budaya Kashi yang semarak.

"Saya pertama kali mengenal lukisan cat minyak pada tahun 2001, saat saya masih kelas satu SMP. Guru seni saya adalah seorang seniman lukis cat minyak dan menunjukkan koleksi mahakarya Vincent van Gogh. Sejak saat itu, saya menjadi sangat tertarik pada lukisan cat minyak, jadi saya memilih untuk menggambarkan Kashi dalam bentuk ini. Lukisan cat minyak adalah medium yang sempurna untuk menunjukkan pesona Kashi. Gaya melukis ini dapat berkembang untuk menciptakan efek visual yang luar biasa," ujar sang seniman.

Selama 24 tahun terakhir, Kurbanjan terus melukis kota kuno Kashi. Baginya, setiap kunjungan membuka cara pandang baru, menawarkan perspektif yang memperbarui hasrat dan kreativitasnya.

"Setiap kali saya datang, saya selalu merasa terkejut menemukan sisi baru yang berbeda dari kota kuno Kashi, jadi saya terus memperluas koleksi lukisan saya, 'Tampilan Baru Kota Kuno Kashi'," ujar sang seniman.

Melalui kanvasnya, Kurbanjan tak hanya merekam transformasi Kashi, tetapi juga berharap dapat berbagi kisah Xinjiang dengan khalayak yang lebih luas.

"Lukisan saya menjadi saksi transformasi Kashi. Saya berharap karya-karya saya dapat membantu lebih banyak orang mengenal Kashi dan memahami Xinjiang," ujar Kurbanjan.