Indonesia, Bharata Online - Para akademisi dan pakar lainnya dari seluruh dunia tengah memantau kunjungan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, ke Republik Korea (ROK) dan kehadirannya di Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-32 di Gyeongju.

Xi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke ROK dari Kamis (30/10) hingga Sabtu (1/11). Ia akan menghadiri KTT APEC di Gyeongju, yang akan berlangsung dari Jumat (31/10) hingga Sabtu (1/11).

Direktur Eksekutif Sekretariat APEC, Eduardo Pedrosa, memuji peran utama Tiongkok dalam mendorong pembangunan regional dan global dalam kerangka APEC dalam sebuah wawancara dengan China Central Television pada hari Rabu (29/10).

Ia mengatakan bahwa Peta Jalan Beijing untuk Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik (FTAAP) yang diusulkan Tiongkok ketika menjadi tuan rumah APEC pada tahun 2014 masih sangat relevan hingga saat ini.

"Peta Jalan tersebut sangat penting bagi masa depan kawasan ini. Keterbukaan kita, integrasi kita, dan peran yang dapat dimainkan oleh kawasan Asia-Pasifik dalam mendukung ekonomi dunia yang terbuka," kata Pedrosa.

Andrey Kortunov, Direktur Akademik Dewan Hubungan Internasional Rusia, menggarisbawahi pentingnya APEC dalam menjaga pertumbuhan ekonomi regional, dan peran krusial Tiongkok dalam mendorong pertumbuhan tersebut.

"Tentu saja, kita perlu menyebutkan peran Tiongkok. Inisiatif Tata Kelola Global yang diusulkan Presiden Xi Jinping belum lama ini bukanlah suatu kebetulan. Inisiatif ini menetapkan prinsip-prinsip fundamental bagi kerja sama internasional di kawasan Asia-Pasifik dan secara global. Gagasan-gagasan ini pasti akan menjadi fokus pada KTT ini," ujar Kortunov.

Rino Boer, Profesor di LSPR Communication and Business Institute di Indonesia, mengatakan kehadiran Presiden Xi membantu meningkatkan komunikasi dan membangun rasa saling percaya di kawasan tersebut.

"Kehadirannya sangat penting tahun ini, karena apa? Karena dengan kehadirannya dan partisipasinya dalam KTT ini, saya pikir dialog kita di sini akan semakin kuat dan kepercayaan di antara negara-negara Asia dan Asia-Pasifik yang hadir di sini. Dan lebih dari itu, kehadirannya juga menunjukkan bahwa Tiongkok akan mendukung inklusivitas, keberlanjutan, dan stabilitas yang lebih baik," kata Boer.

Haba Kumiko, Profesor Politik Internasional di Universitas Aoyama Gakuin di Jepang, mengatakan Tiongkok telah berhasil mempromosikan tiga prioritas utama APEC 2025, yaitu mendukung negara-negara di kawasan untuk terhubung, berinovasi, dan sejahtera.

"Tiongkok kini menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia, dan tengah menjalin kerja sama yang kuat dengan negara-negara tetangganya melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan serta mekanisme lainnya. Bagaimana Tiongkok akan memainkan peran yang lebih besar dalam kerangka APEC telah menarik banyak perhatian dari seluruh dunia," ujarnya.

Mantan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, dan mantan Konsul Jenderal Konsulat Jenderal Korea Selatan di Shanghai, Koo Sang-chan, keduanya menyampaikan harapan tinggi atas kunjungan Xi.

"Bagi Presiden Lee Jae-myung, ini akan menjadi pertemuan pertamanya dengan Presiden Xi Jinping. Saya berharap pertemuan puncak antara kedua kepala negara ini akan mendorong hubungan bilateral antara Korea Selatan dan Tiongkok ke tingkat yang lebih tinggi," kata Ban.

"Kami menyambut hangat kunjungan pertama Presiden Xi Jinping ke Korea Selatan dalam lebih dari 10 tahun. Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, Tiongkok berkembang pesat. Sebagai negara tetangga, Korea Selatan juga diuntungkan oleh pertumbuhan pesat Tiongkok," ujar Koo.