Jumat, 14 Juni 2024 16:5:54 WIB
Ekonom: Usulan Kenaikan Tarif Uni Eropa untuk Mobil Listrik Tiongkok Melampaui Kerangka Aturan Perdagangan
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo

Wan Zhe, seorang profesor ekonomi di Beijing Normal University (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Tarif tambahan yang direncanakan Uni Eropa (UE) untuk kendaraan listrik (Electric Vehicles/EV) Tiongkok melebihi batas aturan perdagangan yang telah ditetapkan, kata seorang ekonom Tiongkok pada hari Kamis (13/6).
Komisi Eropa pada hari Rabu (12/6) mengungkapkan daftar bea proteksionis yang akan dikenakan pada impor baterai EV dari Tiongkok, mulai dari 17,4 persen hingga 38,1 persen.
Dalam sebuah wawancara dengan China Media Group pada hari Kamis (13/6), Wan Zhe, seorang profesor ekonomi di Beijing Normal University, mengatakan bahwa kenaikan tarif bukan semata-mata masalah perdagangan, tetapi lebih merupakan titik fokus dalam manuver geopolitik dalam konteks ekonomi yang lebih luas.
"Saya pikir ini murni proteksionisme. Baik secara yurisprudensi maupun logika, pada kenyataannya, langkah ini telah melampaui kerangka aturan perdagangan," ujar sang cendekiawan.
Wan mengatakan bahwa dia mencapai kesimpulan ini berdasarkan dua fakta dari hubungan perdagangan.
"Pertama, Komisi Eropa mengklaim bahwa mobil listrik Tiongkok dijual dengan harga rendah setelah menerima subsidi. Kita semua memahami bahwa 'dumping' berarti menjual barang dengan harga murah. Ini menyiratkan bahwa, karena kami mensubsidi mobil listrik kami, mereka dijual dengan harga lebih rendah di UE. Namun, faktanya, dengan mengambil BYD sebagai contoh, yang termasuk dalam daftar ini, harga mobil seri 'Eagle' dan 'Seal' BYD di UE sebenarnya 80 hingga 100 persen lebih tinggi daripada harga di Tiongkok. Oleh karena itu, kami dapat menyimpulkan bahwa apa yang disebut dumping harga rendah itu tidak ada, karena penjualan di UE sebenarnya lebih mahal," kata Wan.
"Selain itu, kami juga menemukan bahwa kendaraan energi tradisional yang diekspor Tiongkok ke Eropa dan wilayah serta negara lain, seperti BYD dan beberapa mobil bensin lainnya, pada dasarnya adalah mobil yang lebih murah. Harus dikatakan bahwa pada dasarnya tidak ada mobil kelas menengah atau kelas atas. Oleh karena itu, dibandingkan dengan ekspor kendaraan energi tradisional di masa lalu, harga keseluruhan kendaraan energi baru sebenarnya relatif moderat atau tinggi. Dengan demikian, tuduhan dumping sama sekali tidak dapat dipertahankan," katanya.
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB

Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB

Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB

Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB

Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB

Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB

Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB

PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB

Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB

Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB

14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB

Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB
