Beijing, Bharata Online - Pasar karbon Tiongkok telah mencatat volume perdagangan melampaui 760 juta ton, dengan total nilai transaksi mencapai 51,44 miliar yuan (sekitar 120,5 triliun rupiah) hingga Selasa (28/10), menurut Kementerian Ekologi dan Lingkungan Hidup Tiongkok.

Tahun ini, industri-industri utama yang intensif emisi, termasuk peleburan baja, semen, dan aluminium, telah resmi bergabung dengan pasar karbon, menambahkan sekitar 1.500 sumber emisi utama, kata Xia Yingxian, Direktur Departemen Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup Tiongkok dalam jumpa pers pada hari Rabu (29/10), seraya mencatat bahwa perluasan ini diharapkan dapat secara efektif mengatur lebih dari 60 persen total emisi karbon negara tersebut.

"Dalam dua periode kepatuhan sebelumnya, sektor pembangkit listrik memangkas total biaya emisinya sekitar 35 miliar yuan. Dengan masuknya industri peleburan baja, semen, dan aluminium, yang kini melibatkan lebih banyak entitas, pasar perdagangan karbon mendorong alokasi sumber daya lintas sektor, yang membantu menurunkan biaya sosial keseluruhan dari pengurangan emisi," ujar Xia.

Ke depannya, Xia menekankan bahwa Tiongkok akan terus memperluas cakupan pasar karbonnya.

"Kami akan secara bertahap mengalihkan upaya kami dari pengendalian intensitas ke pengendalian volume total emisi karbon, dan secara bertahap meningkatkan porsi alokasi yang dibayarkan. Meningkatkan kelangkaan kuota dan mendorong harga karbon yang lebih akurat akan lebih komprehensif mencerminkan biaya pengurangan emisi negara kami, memberikan sinyal harga yang lebih jelas untuk optimalisasi struktural industri-industri utama dan transformasi hijau dan rendah karbon mereka," ujar Xia.