Jumat, 14 Februari 2025 11:51:45 WIB

Bank Sentral: Ekonomi Tiongkok Siap Tumbuh Stabil pada Tahun 2025
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Gedung Kantor Bank Sentral Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Ekonomi Tiongkok diperkirakan akan mempertahankan pertumbuhan yang stabil pada tahun 2025, menurut laporan kebijakan moneter kuartal keempat 2024 yang dirilis oleh Bank Rakyat Tiongkok atau People's Bank of China (PBOC) pada hari Kamis (13/2).

Menurut laporan tersebut, langkah-langkah stimulus yang diluncurkan pada akhir tahun 2024 telah mulai merevitalisasi produksi, permintaan, dan sentimen pasar, yang selanjutnya akan menopang momentum pemulihan.

Permintaan domestik telah menunjukkan potensi besar untuk perbaikan, dengan langkah-langkah untuk meningkatkan konsumsi dan investasi memberikan hasil yang menonjol. Khususnya, penjualan eceran untuk peralatan rumah tangga melonjak 11,8 persen dari tahun ke tahun pada tahun 2024.

Bank Rakyat Tiongkok mengatakan bahwa negara itu akan mengadopsi kebijakan fiskal yang lebih proaktif dan kebijakan moneter yang cukup longgar, dengan memprioritaskan stabilisasi harga pada tingkat yang wajar.

Otoritas moneter akan memperdalam reformasi nilai tukar yang digerakkan pasar, memperkuat ketahanan pasar valuta asing, dan meningkatkan pemantauan arus modal lintas batas, dalam upaya untuk memastikan yuan tetap stabil pada tingkat ekuilibrium.

Tiongkok akan mempercepat reformasi kelembagaan dan pembukaan pasar keuangan berstandar tinggi, dengan langkah-langkah untuk memajukan penggunaan yuan secara global dalam perdagangan dan investasi lintas batas, dan memperdalam kerja sama mata uang internasional, imbuh bank sentral tersebut.

Menurut laporan itu, bank sentral akan memanfaatkan berbagai alat kebijakan moneter dan menyesuaikan intensitas dan waktu kebijakan sebagaimana mestinya, berdasarkan kondisi ekonomi dan keuangan domestik dan internasional, serta operasi pasar keuangan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan likuiditas yang cukup dan memastikan bahwa pembiayaan sosial dan pertumbuhan pasokan uang sejalan dengan tujuan negara untuk pertumbuhan ekonomi dan tingkat harga keseluruhan.

Laporan tersebut juga mengatakan perangkat kebijakan moneter Tiongkok diperkaya secara terus-menerus, dan cakupan fungsi kebijakan moneternya meluas.

Sejak 2013, bank sentral Tiongkok telah mengurangi rasio persyaratan cadangan atau reserve requirement ratio (RRR) sebanyak 29 kali, menurunkan RRR rata-rata dari 20,1 persen menjadi 6,6 persen.

Pinjaman yang belum dilunasi, termasuk pinjaman fasilitas pinjaman jangka menengah, mencapai 11,4 triliun yuan (sekitar 25.475 triliun rupiah) pada akhir tahun 2024, yang mewakili 28,8 persen dari total aset PBOC.

Pada tahun 2024, PBOC melakukan pembelian bersih obligasi pemerintah senilai total 1 triliun yuan (sekitar 2.234 triliun rupiah), yang jika dikombinasikan dengan instrumen moneter lainnya, mempertahankan tingkat likuiditas yang cukup memadai.

Selanjutnya, PBOC akan mengadopsi kebijakan moneter yang cukup longgar dan meningkatkan dukungan keuangan lebih lanjut untuk mendorong inovasi teknologi dan meningkatkan konsumsi, menurut laporan tersebut.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner