Hotan, Radio Bharata Online - Tur pasar malam yang menampilkan hidangan lezat dan hiburan meriah memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk menjelajahi beragam budaya di kota oasis kuno Hotan di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, Tiongkok barat laut, sekaligus membawa kemakmuran bagi penduduk setempat.

Terletak di Xinjiang selatan, Kota Hotan terletak di Pegunungan Kunlun di selatan dan berbatasan dengan Gurun Taklamakan yang luas -- gurun terbesar di Tiongkok -- di utara.

Iklim dan geografinya yang unik telah melahirkan budaya kuliner yang khas -- semuanya bisa dipanggang. Setiap malam pukul 20.00, pasar malam Hotan yang ramai menjadi ramai dengan hidangan panggang yang lezat, rempah-rempah yang harum, dan kerumunan yang riang.

Menjelang Hari Nasional Tiongkok, pasar malam ini kembali mengalami lonjakan pengunjung. Lebih dari 10.000 orang kini membanjiri pasar setiap hari -- menyamai jumlah puncak liburan musim panas.

Dikelola oleh tim yang berdedikasi, pasar ini kini memiliki 236 kios pedagang tetap, yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung lebih dari 1.000 lapangan pekerjaan.

Jumai Abdughadir dan istrinya, Ayigamali Amat, telah mengelola dua kios makanan di pasar malam tersebut selama tujuh tahun, menjual pangsit tipis yang harum dan mengepul.

"Pada puncak kesibukan kami, kami menghasilkan lebih dari 3.000 yuan (sekitar 7 juta rupiah) dalam sehari. Sekarang kami menikmati pendapatan bulanan yang stabil sekitar 15.000 yuan (sekitar 35 juta rupiah)," kata Amat.

Didorong oleh industri pariwisata Xinjiang yang sedang berkembang pesat, bisnis ini pun berkembang pesat. Tahun lalu, kerja keras mereka membuahkan hasil: mereka membeli sebuah apartemen luas seluas 100 meter persegi.

"Pada tahun 2024, kami membeli rumah seluas lebih dari 100 meter persegi. Lihat, ini ruang tamu kami: luas dan indah. Berkat kerja keras kami sendiri, kami telah mengubah hidup kami. Sekarang, keluarga kami yang beranggotakan lima orang hidup bahagia bersama," ungkap Amat.

Kisah mereka merupakan simbol transformasi yang lebih luas. Seiring berkembangnya pasar malam, pasar ini menciptakan lapangan kerja yang stabil dan bermartabat bagi hampir 300 warga lokal yang mencari pekerjaan di dekat rumah, terutama mereka yang berasal dari latar belakang kurang mampu.

"Pasar malam tidak hanya mempekerjakan penduduk lokal secara luas, tetapi juga memprioritaskan penyediaan lapangan kerja bagi rumah tangga kurang mampu, membantu mereka memulai jalan menuju kesejahteraan. Untuk mendukung pertumbuhan pedagang, kami telah memperkenalkan kebijakan bantuan yang terarah, termasuk pengurangan atau keringanan sewa bagi mereka yang mengalami kesulitan keuangan," jelas Aikebaier Muhetaer, seorang manajer pasar malam.

Berkat pasar malam, Amat dan suaminya tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga membangun kehidupan yang selalu mereka impikan.

"Selanjutnya, saya dan suami berencana untuk terus mengembangkan kedua kios kami di Pasar Malam Hotan, menarik lebih banyak pelanggan, dan menghasilkan lebih banyak uang, dengan tujuan membeli mobil dan mengajak seluruh keluarga jalan-jalan bersama," ujar Amat.