Selasa, 11 Maret 2025 11:57:22 WIB
Komentar CMG: Perusahaan-Perusahaan yang Didanai Asing Melihat Peluang dari Sinyal Kebijakan 'Dua Sesi' Tiongkok
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo

Tangkapan Layar Komentar The Real Point (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Dengan berlangsungnya "Dua Sesi" tahunan Tiongkok, perusahaan-perusahaan yang didanai asing memantau dengan saksama sinyal kebijakan, dengan banyak yang menyatakan optimisme tentang pendalaman investasi mereka di negara tersebut, menurut sebuah komentar dari The Real Point yang diterbitkan pada hari Senin (10/3).
Versi suntingan dari komentar tersebut adalah sebagai berikut:
Musim semi adalah waktu untuk pertumbuhan, dan ini juga merupakan musim yang tepat bagi perusahaan-perusahaan asing untuk memperdalam investasi mereka di Tiongkok, dengan pertemuan "Dua Sesi" tahunan mengirimkan sinyal-sinyal kuat untuk meningkatkan kepercayaan investor asing.
"Kelangsungan dan stabilitas kebijakan Tiongkok untuk memperluas keterbukaan sangat penting bagi perusahaan-perusahaan asing. Kepastian ini memperkuat kepercayaan kami untuk lebih lanjut berinvestasi di Tiongkok," kata Wang Cong, Wakil Direktur untuk Wilayah Asia-Pasifik untuk perusahaan bioteknologi Denmark, Novonesis.
Wang telah mengikuti dengan saksama sinyal kebijakan dari "Dua Sesi" Tiongkok dan mengatakan bahwa laporan kerja pemerintah tahun ini menyoroti perkembangan industri-industri masa depan seperti bio-manufaktur, yang menggarisbawahi peluang-peluang besar bagi sektor tersebut.
Bagi para eksekutif perusahaan asing seperti Wang, mengawasi "Dua Sesi" Tiongkok telah menjadi bagian penting dalam menjalankan bisnis internasional.
Pada akhir tahun 2024, investor asing telah mendirikan lebih dari 1,239 juta perusahaan di Tiongkok, dengan modal asing yang digunakan mencapai 20,6 triliun yuan (sekitar 46.695 triliun rupiah), kata Kementerian Perdagangan Tiongkok dalam konferensi pers di Beijing pada 20 Februari 2025.
Statistik dari Biro Statistik Nasional menunjukkan bahwa pada tahun 2024, margin keuntungan perusahaan industri di atas ukuran yang ditentukan yang didanai oleh investor asing adalah 1,2 poin persentase lebih tinggi daripada perusahaan industri domestik di atas ukuran yang ditentukan.
Sebagai saksi, kontributor, dan penerima manfaat dari reformasi dan kebijakan keterbukaan Tiongkok, perusahaan yang didanai asing telah lama terintegrasi secara mendalam dan selaras erat dengan pembangunan ekonomi negara tersebut.
Dalam menghadapi meningkatnya unilateralisme ekonomi dan proteksionisme secara global, bagaimana Tiongkok akan memastikan pembangunan berkualitas tinggi di tahun baru? Insentif kebijakan apa yang akan diperkenalkan pemerintah?
Sinyal kebijakan yang muncul dari "Dua Sesi" tahun ini telah memberikan alasan bagi investor asing untuk bersikap optimis.
Laporan kerja pemerintah tahun 2025 mencantumkan "memperluas keterbukaan tingkat tinggi dan menstabilkan perdagangan dan investasi asing" sebagai salah satu dari sepuluh tugas utama pemerintah.
Langkah-langkah yang akan diluncurkan meliputi perluasan program percontohan untuk investasi asing di sektor-sektor seperti telekomunikasi, perawatan kesehatan, dan pendidikan, mendorong investasi ulang oleh perusahaan asing, memastikan perlakuan nasional untuk bisnis asing, dan terus meningkatkan lingkungan bisnis yang berorientasi pasar, berbasis hukum, dan internasional.
Kebijakan ini sejalan dengan rencana aksi yang baru-baru ini dirilis untuk menstabilkan investasi asing pada tahun 2025, yang mengirimkan pesan yang jelas -- pintu Tiongkok untuk investasi asing semakin terbuka lebar, dan peluang pasar bagi perusahaan asing semakin berkembang.
Fokus Tiongkok pada inovasi telah menjadi ciri khas pembangunan ekonomi negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir, yang menciptakan lahan subur bagi perusahaan asing untuk memperdalam investasi mereka.
Selama "Dua Sesi", pimpinan tertinggi Tiongkok menekankan bahwa inovasi teknologi dan industri adalah jalur mendasar untuk mengembangkan kekuatan produksi baru yang berkualitas.
Hal ini telah mendapat sambutan baik dari bisnis asing yang beroperasi di Tiongkok, yang secara aktif memposisikan diri di sektor-sektor yang sedang berkembang untuk meningkatkan daya saing mereka.
Panasonic Jepang, salah satu investor asing pertama di Tiongkok, telah terlibat secara mendalam dalam reformasi dan keterbukaan negara tersebut selama lebih dari 40 tahun.
Kini raksasa peralatan rumah tangga tersebut berfokus pada kekuatan produksi baru yang berkualitas.
"Tiongkok bukan hanya pusat manufaktur tetapi juga pusat bagi para insinyur dan inovasi," kata Tetsuro Homma, Wakil Presiden Panasonic Holdings.
Perusahaan tersebut secara aktif terlibat dengan perusahaan teknologi AI dan otomasi Tiongkok dan memperluas kerja sama strategis di berbagai bidang, kata Homma, seraya menambahkan bahwa ia melihat potensi besar untuk kolaborasi Tiongkok-Jepang dalam perawatan kesehatan, energi baru, dan material canggih.
Mitra jangka panjang Tiongkok lainnya adalah produsen produk kesehatan global Haleon yang berkantor pusat di Inggris.
Menurut Fu Yue, Wakil Presiden Haleon Tiongkok, "Dua Sesi" tahun ini telah menekankan pada peningkatan konsumsi, perluasan permintaan domestik, dan peningkatan mata pencaharian masyarakat, yang menandakan peluang yang signifikan.
Untuk memperdalam kehadirannya di Tiongkok, perusahaan memiliki rencana yang jelas -- memperluas produk dan layanan kesehatannya ke kota-kota lapis kedua dan ketiga untuk memenuhi beragam kebutuhan kesehatan sambil berkolaborasi dengan mitra lokal untuk membangun ekosistem kesehatan yang kuat, kata Fu.
Pada saat yang sama, perusahaan akan bekerja sama dengan mitra Tiongkok untuk membangun ekosistem dan rantai ekologis guna meningkatkan perawatan kesehatan bagi masyarakat Tiongkok, kata Fu.
Perusahaan asing memilih untuk memperluas kehadiran mereka di Tiongkok karena alasan yang jelas: keuntungan dari pasar berskala super, rantai industri dan pasokan yang lengkap dan sangat efisien, lingkungan inovasi yang terus membaik, pekerja terampil yang melimpah, dan permintaan konsumen yang terus meningkat. Keuntungan ini sulit ditiru di tempat lain.
Oliver Oehms, Direktur eksekutif dan anggota dewan Kamar Dagang Jerman di Tiongkok - Tiongkok Utara, mengatakan bahwa lebih dari 90 persen perusahaan anggota kamar dagang berkomitmen untuk berkembang di Tiongkok, dengan lebih dari separuhnya berencana untuk meningkatkan investasi mereka dalam dua tahun ke depan.
Sebuah survei dari Kamar Dagang Amerika di Tiongkok juga menunjukkan bahwa hampir 70 persen responden survei dari industri konsumen berharap untuk meningkatkan investasi mereka di Tiongkok tahun ini.
Ini adalah tanda kepercayaan yang jelas dari komunitas bisnis global terhadap prospek ekonomi Tiongkok.
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB

Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB

Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB

Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB

Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB

Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB

Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB

PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB

Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB

Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB

14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB

Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB
