Beijing, Radio Bharata Online - Tiongkok telah membangun sistem infrastruktur konservasi air terbesar dan terlengkap di dunia yang memberikan manfaat bagi populasi terbesar di dunia, ujar Menteri Sumber Daya Air Tiongkok, Li Guoying, pada hari Senin (29/9) di Beijing.

Li menyampaikan pernyataan tersebut saat memberikan pengarahan kepada pers mengenai pencapaian pembangunan infrastruktur konservasi air Tiongkok selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025).

"Pada tahun 2022, investasi dalam pembangunan konservasi air melampaui ambang batas 1 triliun yuan (sekitar 2.340 triliun rupiah) untuk pertama kalinya dan terus memecahkan rekor sejarah selama tiga tahun berturut-turut, mencapai 1,3529 triliun yuan (sekitar 3.275 triliun rupiah) pada tahun 2024. Total investasi selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 diproyeksikan akan melampaui 5,4 triliun yuan (sekitar 12.634 triliun rupiah), 1,6 kali lipat dari periode Rencana Lima Tahun ke-13," ujarnya.

"Sejak awal Rencana Lima Tahun ke-14, 172 proyek konservasi air utama telah diluncurkan. Tata letak, struktur, fungsi, dan integrasi sistem infrastruktur konservasi air telah dioptimalkan dengan kecepatan tinggi," ujar Li.

Menurutnya, perkembangan pesat ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan ketahanan sistem pengelolaan air, tetapi juga meletakkan fondasi yang kokoh bagi ketahanan air di masa depan dan pertumbuhan berkelanjutan di seluruh negeri.

"Pada akhir tahun 2024, Tiongkok telah membangun 95.000 waduk, 200 proyek pengalihan air skala besar dan menengah, 6.924 distrik irigasi skala besar dan menengah, serta 318.000 kilometer tanggul, membentuk sistem infrastruktur konservasi air terbesar dan terlengkap di dunia yang bermanfaat bagi populasi terbesar," ujarnya.