Senin, 13 Mei 2024 13:1:26 WIB

Mesin yang baru diperkenalkan yang dikembangkan oleh sebuah lembaga di bawah Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok terbukti sangat dibutuhkan oleh para petani
Teknologi

Eko Satrio Wibowo

banner

Mesin pemanen kubis otomatis buatan Tiongkok (CMG)

Xinxiang, Radio Bharata Online - Mesin pemanen kubis pertama yang dikembangkan sendiri oleh Tiongkok telah mulai beroperasi di Provinsi Henan, Tiongkok tengah, yang merupakan produsen pertanian utama di negara tersebut.

Sebagai salah satu sayuran pokok di Tiongkok, kubis ditanam dan dikonsumsi di seluruh negeri. Tiongkok mengklaim setengah dari produksi kubis dunia. Tapi, karena kurangnya mesin khusus, pertanian kubis di negara ini sangat bergantung pada panen manual.

Mesin yang baru diperkenalkan yang dikembangkan oleh sebuah lembaga di bawah Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok terbukti sangat dibutuhkan oleh para petani.

"Ketika mesin pemanen sudah penuh, mesin ini secara otomatis menimbang kubis, dan ketika diinstruksikan, mesin ini secara otomatis masuk ke tempat penyimpanan, sehingga mengurangi tenaga kerja," ujar Sun Hongyou, seorang operator mesin pemanen kubis dengan kendali jarak jauh di ladang.

Mampu mengumpulkan, menimbang, dan mengangkut, mesin ini memanen rata-rata lima hingga delapan ton kubis per jam, lebih dari sepuluh kali lebih cepat daripada tenaga kerja manual. Inovasi juga telah dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kehilangan hasil panen oleh mesin tersebut.

"Kami menggunakan spons CR (chloroprene rubber) dengan kepadatan tinggi, yang mampu mencegah kerusakan pada hasil panen dengan membungkus sayuran. Kami juga telah menerapkan beberapa teknik pemrosesan lembut pada bagian pengupasan dan penyimpanan lanjutan dari mesin untuk mengurangi kemungkinan kerusakan," kata Zhang Jianfei, seorang pengembang mesin pemanen.

Mesin pemanen kubis dengan hak kekayaan intelektual independen penuh telah dimasukkan ke dalam produksi batch kecil. Harganya seperenam dari model impor asing yang serupa, dan sedang diperkenalkan di 11 dari 31 wilayah tingkat provinsi di daratan Tiongkok.

Komentar

Berita Lainnya