Kamis, 3 Juli 2025 15:11:30 WIB

Tiongkok dan Uni Eropa Gelar Dialog Strategis Tingkat Tinggi di Brussel
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (kiri) berjabat tangan dengan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Kaja Kallas (kanan) - CMG

Brussel, Radio Bharata Online - Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Kaja Kallas, bersama-sama memimpin Dialog Strategis Tingkat Tinggi Tiongkok-UE putaran ke-13 di Brussel pada hari Rabu (2/7).

Wang, yang juga merupakan anggota Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, mengatakan bahwa tahun ini menandai peringatan 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Uni Eropa (UE), dan peringatan 80 tahun berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Hubungan Tiongkok-UE selama 50 tahun terakhir menunjukkan bahwa kedua belah pihak harus dicirikan sebagai mitra, bukan pesaing, dengan kerja sama sebagai ciri yang menentukan dan landasan hubungan bilateral, kata Wang, seraya menambahkan bahwa kedua belah pihak harus menangani perbedaan dengan benar melalui komunikasi di bawah mekanisme tersebut.

Dengan memperhatikan bahwa Tiongkok dan UE tidak memiliki konflik kepentingan yang mendasar tetapi lebih pada kepentingan bersama yang luas, ia mengatakan kedua belah pihak mendukung multilateralisme dan kerja sama terbuka, menjunjung tinggi peran utama Perserikatan Bangsa-Bangsa dan demokrasi yang lebih besar dalam hubungan internasional, dan tetap berkomitmen pada penyelesaian sengketa secara damai melalui dialog.

Dengan meningkatnya ketidakpastian dan ketidakstabilan di lanskap internasional, Tiongkok dan UE, sebagai dua kekuatan dan ekonomi utama, harus meningkatkan pertukaran, memperdalam saling pengertian, memperkuat rasa saling percaya, dan memajukan kerja sama untuk bersama-sama menegakkan tatanan internasional pascaperang dan memberi dunia kepastian yang sangat dibutuhkan, kata Wang.

Tiongkok siap bekerja sama dengan UE untuk memastikan hasil positif dari KTT Tiongkok-UE mendatang, memetakan arah bagi pengembangan hubungan bilateral di masa mendatang, katanya.

Kebijakan luar negeri Tiongkok mewujudkan harmoni yang melekat dalam peradaban Tiongkok, memperjuangkan perdamaian, inklusivitas, dan kerja sama, kata Wang, seraya menambahkan bahwa dalam hal perdamaian dan keamanan, Tiongkok memiliki rekam jejak terbaik di antara negara-negara besar.

Meskipun Tiongkok dan UE berbeda dalam sejarah, budaya, dan nilai-nilai, perbedaan tersebut seharusnya tidak menjadikan mereka saingan, dan perselisihan tidak boleh mengarah pada konfrontasi, katanya.

Kedua belah pihak harus saling menghormati dan belajar dari satu sama lain, dan mengejar pembangunan dan kemajuan bersama untuk bersama-sama berkontribusi pada peradaban manusia, kata Wang.

Ia menyampaikan harapan bahwa UE akan memandang Tiongkok secara objektif dan rasional, serta mengikuti kebijakan Tiongkok yang positif dan praktis.

Tiongkok selalu mendukung integrasi Eropa dan independensi strategis UE, dan berharap UE harus menghormati kepentingan inti Tiongkok melalui tindakan konkret, tegas Wang.

Masalah Taiwan menyangkut kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok, kata Wang, seraya menambahkan bahwa Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa 2758 telah menyelesaikan sekali dan untuk selamanya masalah faktual dan hukum tentang representasi seluruh Tiongkok, termasuk Taiwan, di PBB.

Ia mendesak UE untuk benar-benar mematuhi prinsip Satu Tiongkok.

Kallas mengatakan UE dan Tiongkok adalah mitra, dan berbagi tanggung jawab bersama serta memainkan peran penting dalam isu-isu utama seperti menegakkan peran utama PBB, menjaga hukum internasional, dan menjaga ketertiban internasional.

Uni Eropa menganut kebijakan Satu Tiongkok dan siap bekerja sama dengan Tiongkok untuk mempersiapkan KTT Tiongkok-UE mendatang, dan meningkatkan saling pengertian melalui komunikasi yang jujur, sehingga dapat mengembangkan hubungan UE-Tiongkok yang lebih konstruktif, dan mengupayakan kerja sama ekonomi dan perdagangan yang lebih seimbang dan adil, katanya.

Kedua pihak juga bertukar pandangan tentang krisis Ukraina, konflik Israel-Palestina, masalah nuklir Iran, dan lain-lain.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 yang dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner
Giorgia Meloni International

Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

banner