Sabtu, 26 April 2025 10:43:43 WIB

Inovasi BYD Bantu Perusahaan Atasi Hambatan Perdagangan AS
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Wang Aihui, Direktur BYD Branding (CMG)

Shenzhen, Radio Bharata Online - BYD, produsen kendaraan listrik terkemuka di Tiongkok, telah aktif berinovasi dan berekspansi secara global untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya saat tarif AS mengubah perdagangan internasional.

Pada Acara Wawancara Tematik "Peluang di Wilayah Teluk Raya" pada hari Kamis (24/4), Wang Aihui, Direktur BYD Branding, menggambarkan portofolio teknologi BYD sebagai "kolam ikan" tempat perusahaan dapat secara selektif menerapkan teknologi berdasarkan permintaan pasar dan rencana perusahaan.

Wang juga menyebutkan kecakapan teknik BYD, yang membanggakan lebih dari 120.000 teknisi. Keahlian teknis yang luas ini merupakan kekuatan inti bagi inovasi BYD yang berkelanjutan.

"Tahun lalu, kami melaporkan volume ekspor sebanyak 417.000 unit, menandai pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 71,9 persen. Di BYD, kami memiliki strategi integrasi vertikal. Kami sangat yakin dalam memprioritaskan inovasi teknologi sebagai misi utama kami, mendorong kemampuan kami hingga batas maksimal. Selain itu, komponen inti sepenuhnya dikembangkan sendiri," kata Wang Aihui, Direktur BYD Branding.

Kolaborasi strategis dengan pemasok Tier 1 global memastikan kualitas luar biasa di seluruh portofolio kendaraan kami, tambahnya.

Dari teknologi inti yang dikembangkan sendiri hingga pabrik di Hungaria dan Brasil, BYD menggabungkan inovasi lokal dengan kemitraan global yang strategis, yang membantu mengurangi dampak tarif.

"Menurut saya, tidak apa-apa, tarif memang seperti itu. Jadi, kita tidak bisa mengubahnya. Hanya ada satu orang yang bisa mengubahnya. Namun, yang bisa kita lakukan adalah melokalisasi masalah produksi kita secara lokal. Dan itulah yang dilakukan BYD bersama kami, dengan tindakan yang dapat dilakukan di Hongaria, Brasil, dan tentu saja di Tiongkok," ujar Tomasz Kluczewski, Direktur Bisnis Eropa Utara, SMU Powder Coatings.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner