BERLIN, Bharata Online - Lebih dari 12.000 orang menggelar unjuk rasa massal di Berlin pada hari Sabtu (13/9) untuk memprotes pasokan senjata pemerintah Jerman ke Israel dan menentang aksi militer Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Berkumpul di Gerbang Brandenburg yang bersejarah, para demonstran menuntut pemerintah Jerman untuk menghentikan sepenuhnya ekspor senjata ke Israel dan meningkatkan tekanan kepada pemerintah Israel agar menghentikan operasi militer di Gaza.

Unjuk rasa ini digagas oleh Sahra Wagenknecht, pemimpin partai politik Jerman, Aliansi Sahra Wagenknecht, bersama beberapa musisi dan tokoh masyarakat ternama.

Dalam pidatonya, Wagenknecht mengatakan bahwa Jerman harus menghentikan sepenuhnya semua pengiriman senjata ke Israel, alih-alih hanya membatasi senjata yang diduga digunakan di Gaza. Ia menekankan bahwa hal ini mencerminkan tuntutan kuat mayoritas rakyat Jerman.

"Jerman harus menekankan bahwa genosida harus dihentikan. Jerman harus dengan tegas menghentikan semua pasokan senjata. Para politisi harus bangkit dan memastikan konflik berakhir sesegera mungkin. Palestina harus diakui sebagai sebuah negara," kata seorang pengunjuk rasa.

"Kanselir Jerman Merz baru-baru ini ditanya apakah Jerman akan mengakui Negara Palestina. Ia mengatakan Jerman belum membuat pernyataan mengenai hal ini. Saya yakin kenegaraan Palestina harus diakui. Israel juga tidak akan mencapai perdamaian sampai hal itu diakui," ujar seorang demonstran lainnya.

Beberapa demonstran juga menyuarakan kekhawatiran bahwa eskalasi operasi militer Israel di Gaza didukung oleh Amerika Serikat.

"Kita semua mendukung perdamaian. Konsekuensi dari tindakan militer Israel di Gaza sangat mengejutkan. Saya pikir jika AS dapat memikul lebih banyak tanggung jawabnya, AS seharusnya memberikan pengaruh terhadap Israel, terutama terhadap kelompok-kelompok agresif yang terus-menerus berperang. Itulah pandangan saya, dan saya pikir banyak orang di sini juga memiliki pandangan yang sama," kata salah satu demonstran.