Sabtu, 12 April 2025 21:0:0 WIB

Tiongkok Terapkan Tarif 125 Persen atas AS, Tetap Buka Peluang Negosiasi
Ekonomi

Antara - AP Wira

banner

Truk mengangkut kontainer di stasiun pelabuhan internasional Xi'an di Xi'an, ibu kota Provinsi Shaanxi, China barat laut (25/5/2024). ANTARA/Xinhua/Zhang Bowen/aa.

BEIJING, Radio Bharata Online - Pemerintah Tiongkok telah menetapkan tarif impor sebesar 125 persen atas barang-barang asal Amerika Serikat meski tetap menyampaikan opsi dialog dengan azas kesetaraan tetap terbuka.

"Perang tarif dan perdagangan tidak mengenal pemenang, Tiongkok tidak ingin berperang dalam hal ini, tetapi tidak takut. Agar dialog dapat terjadi, dialog harus didasarkan pada kesetaraan, rasa hormat dan saling menguntungkan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok  Lin Jian di Beijing pada Jumat (11/4).

Komisi Tarif Dewan Negara Tiongkok pada Jumat (11/4) mengumumkan penerapan tarif impor untuk barang-barang Amerika Serikat yang masuk ke Tiongkok  menjadi 125 persen, atau naik dari tadinya 84 persen sebagaimana diumumkan dalam laman Kementerian Keuangan Tiongkok .

Tindakan tersebut merupakan respon dari penerapan tarif timbal balik yang disampaikan oleh pemerintah AS pada Kamis (10/4) yang mengenakan pungutan 125 persen atas barang-barang asal Tiongkok .

"Pengenaan tarif yang sangat tinggi oleh AS terhadap Tiongkok secara serius melanggar aturan perdagangan internasional dan bertentangan dengan hukum ekonomi dasar serta akal sehat. Ini sepenuhnya merupakan praktik intimidasi dan pemaksaan sepihak," demikian disebutkan dalam laman tersebut.

Kementerian itu juga menyebut "Pada tingkat tarif seperti saat ini, kemungkinan tidak ada lagi pasar yang menerima barang-barang AS yang diekspor ke Tiongkok,  maka jika pemerintah AS terus menaikkan tarif atas barang China maka kami akan mengabaikannya,".

"Saya tegaskan bahwa jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini melalui dialog dan negosiasi, AS harus menghentikan tekanan maksimum dan perilaku yang tidak menentu dan merusak. Hal ini tidak akan pernah berhasil dengan Tiongkok ," tambah Lin Jian.

Jika AS bertekad untuk berperang dalam tarif dan perdagangan, kata Lin Jian, tanggapan Tiongkok akan terus berlanjut hingga akhir.

"Tiongkok  adalah negara yang bertanggung jawab. Kami telah mengambil tindakan balasan terhadap perilaku intimidasi AS, tidak hanya untuk melindungi hak dan kepentingan kami, tetapi juga untuk menegakkan aturan dan ketertiban internasional, kepentingan bersama negara-negara di dunia, serta keadilan dan kewajaran internasional," ungkap Lin Jian.

Dalam menghadapi hegemoni dan intimidasi AS, Lin Jian meminta AS mengingat ucapan "Beri si penindas satu inci, maka ia akan mengambil satu mil" atau dapat diartikan bila memberikan sedikit toleransi atau keleluasaan kepada penindas, maka ia akan terus mengambil keuntungan.

Sedangkan pemerintahan Trump sesungguhnya sudah menerapkan tarif sebesar 145 persen terhadap barang-barang asal Tiongkok  yaitu tarif timbal balik sebesar 125 persen ditambah tarif terkait fentanil sebesar 20 persen yang diberlakukan pada Februari dan Maret lalu.

Berdasarkan laman Perwakilan Dagang AS, total nilai perdagangan AS dan Tiongkok  pada 2024 mencapai 582,4 miliar dolar AS. Ekspor barang AS ke Tiongkok  mencapai 143,5 miliar dolar AS sedangkan ekspor Tiongkok ke AS mencapai 438,9 miliar dolar AS sehingga AS mengalami defisit perdagangan barang dengan Tiongkok  mencapai 295,4 miliar dolar AS. [Antara]

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner