Rabu, 27 Agustus 2025 12:49:27 WIB

Menyaksikan Warisan Tradisi Dan Budaya Bali Di Pulau Hainan
Sosial Budaya

Endro

banner

Suasana di depan gerbang Pabrik Kue Semprong Desa Bali, Hainan Tiongkok. FOTO: Istimewa

WANNING, Radio Bharata Online – Hubungan antara etnis Tionghoa dan masyarakat Bali Indonesia sangatlah erat dan telah terjalin selama berabad-abad, menciptakan akulturasi budaya yang mendalam.  Di Pulau Hainan, Provinsi paling selatan Tiongkok, bahkan ada satu kawasan yang sangat kental dengan nuansa Bali, dan dinamakan sebagai Desa Bali atau Kampung Bali.

Desa Bali di Pulau Hainan, Tiongkok, bukanlah desa yang dihuni oleh penduduk asli Bali, Indonesia.  Sebaliknya, desa ini adalah sebuah objek wisata yang dibangun untuk melestarikan dan menampilkan budaya Bali, yang dibawa oleh keturunan etnis Tionghoa perantauan yang kembali dari Indonesia.  Asal-usul mereka berawal dari sebuah sejarah migrasi yang kompleks, terutama pada pertengahan abad ke-20.

Pada tahun 1950-an hingga 1960-an, terjadi gelombang kepulangan warga negara keturunan Tionghoa dari berbagai negara, termasuk Indonesia, ke Tiongkok. Kebijakan pemerintah Indonesia saat itu, seperti Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1959 yang membatasi aktivitas ekonomi warga non-pribumi, mendorong banyak etnis Tionghoa untuk kembali ke tanah leluhur mereka.

Mereka yang pulang dari Indonesia, termasuk yang tinggal di Bali, ditempatkan di sebuah perkebunan di distrik Xinglong, kota Wanning, Provinsi Hainan. Meskipun telah kembali ke Tiongkok, para perantau ini tetap mempertahankan budaya dan tradisi yang mereka pelajari selama tinggal di Indonesia. 

Beberapa dari mereka terutama generasi tua, masih mengingat bahasa Indonesia, bahkan beberapa juga bisa berbahasa daerah seperti bahasa Bali. Mereka tetap memasak dan menikmati makanan khas Indonesia, seperti kue talam, kue lapis, dan kue semprong. Di Desa Wisata ini, kebiasaan dan tradisi sehari-hari dari Indonesia, khususnya Bali  tetap dijalankan.

Untuk menghormati dan melestarikan warisan budaya ini, pemerintah Tiongkok, bekerja sama dengan investor dari Indonesia dan Tiongkok, membangun sebuah objek wisata yang dinamakan Desa Bali (Bali Village). Desa ini secara resmi diresmikan pada tahun 2018.

Saat memasuki Desa Bali di Hainan, pada Rabu 20 Agustus 2025, puluhan Jurnalis Media Mitra ASEAN-CMG merasakan atmosfer khas Pulau Dewata. Beberapa diantaranya adalah pintu gerbang desa berbentuk gapura, yang terbuat dari batu bata merah.  Terus masuk ke dalamnya terdapat patung-patung, relief, dan ukiran-ukiran yang identik dengan budaya Bali dan ajaran Hindu.

Kedatangan para jurnalis di sebuah aula terbuka, disambut pertunjukan tari Poco-poco dan Gemu Fa Mi Re.  Para penari mengajak para jurnalis untuk menari bersama.

Desa Bali di Hainan lebih dari sekadar tempat wisata, ia memiliki peran penting sebagai jembatan Persahabatan. Desa ini menjadi simbol kuat dari persahabatan dan pertukaran budaya antara Tiongkok dan Indonesia. Keberadaannya menunjukkan bagaimana hubungan historis dan budaya dapat dijaga dan dilestarikan. Bagi turis Tiongkok, Desa Bali menawarkan pengalaman otentik seperti berada di Indonesia, tanpa harus ke luar negeri. (Bharata Online)

Komentar

Berita Lainnya

Dengan sejarah lebih dari 2 Sosial Budaya

Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB

banner
roduksi kapas di Xinjiang mencapai 5 Sosial Budaya

Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB

banner
Alunan biola Sosial Budaya

Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB

banner
Meliputi area seluas 180 Sosial Budaya

Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB

banner
Dalam edisi keempatnya Sosial Budaya

Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB

banner