Selasa, 20 Mei 2025 12:12:0 WIB

Jelang Lomba Perahu Naga, Banyak Tim Berlatih Intensif di Guangdong
Sosial Budaya

Eko Satrio Wibowo

banner

Xue Zijie, seorang pendayung muda yang lahir dan besar di Diejiao (CMG)

Guangdong, Radio Bharata Online - Tim perahu naga lokal di Desa Diejiao, Provinsi Guangdong, Tiongkok Selatan, bersiap untuk mengikuti kompetisi tahunan menjelang Festival Perahu Naga.

Perlombaan perahu naga Diejiao, yang telah berlangsung selama lebih dari 500 tahun, terkenal dengan lintasannya yang menegangkan dan penuh bahaya, yang terletak di tengah labirin perairan yang sempit dan berliku.

Dengan semakin dekatnya festival, tim-tim telah berlatih keras, menguasai keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk mengarungi perairan yang menantang.

Xue Zijie, seorang pendayung muda yang lahir dan besar di Diejiao, telah menjalani perjalanan pulang pergi yang melelahkan selama lima jam antara Hong Kong dan Diejiao setiap akhir pekan selama dua bulan terakhir untuk mempersiapkan acara tersebut.

Meskipun perjalanannya melelahkan, ia hanya menunjukkan antusiasme terhadap olahraga tersebut dan rasa kebersamaan yang ditimbulkannya.

"Sering kali, kami bersatu sebagai satu kesatuan. Dan begitu kami mendayung perahu sebagai satu tim, kami berbagi satu tujuan," kata Xue.

Lintasan lomba yang lebarnya tidak lebih dari enam meter itu menghadirkan lingkungan yang menantang bagi perahu naga sepanjang 25 meter. Tikungan tajam dan lorong sempit di perairan tersebut mengharuskan para pendayung untuk berganti posisi dan mengarahkan perahu dengan teknik seperti melayang dan berbelok cepat. Ini adalah lomba yang tidak hanya menuntut ketahanan fisik tetapi juga keterampilan dan kerja sama tim yang baik.

Bagian yang paling menantang dari lomba ini adalah saat perahu harus berbelok, dengan penabuh drum, juru mudi, dan pendayung harus bekerja sama dengan sempurna untuk menjaga kendali dan kecepatan.

"Penabuh drum dapat dilihat sebagai metronom tim. Semakin cepat ketukan drum, semakin cepat pula para pendayung akan mendayung. Ada tiga jenis posisi di perahu naga, yaitu pendayung, juru mudi, dan penabuh drum. Ketika ketiga peran ini berkoordinasi dengan baik, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik," ujar Chen Fengling, seorang penabuh drum.

Salah satu peserta yang menonjol tahun ini adalah Michael Lehneis, seorang pendayung berusia 36 tahun dari Jerman, yang mengikuti kompetisi setelah melihat video perahu naga Diejiao yang hanyut.

"Itu tradisi yang luar biasa. Hebat sekali Anda tetap melestarikannya, membuatnya tetap hidup, dan banyak orang datang ke sini untuk menontonnya. Penontonnya luar biasa," katanya.

Tim-tim tersebut akan melatih keterampilan, mendorong perahu, melewati tikungan tajam, dan menyempurnakan teknik mereka, hingga larut malam.

"Ada pepatah di Diejiao, 'Lebih baik kita menabrakkan perahu daripada memperlambatnya'. Itu menunjukkan semangat balap perahu naga Diejiao. Semuanya tentang persatuan dan keberanian," tutur Liu Yezhang, Juru Mudi Tim Perahu Naga Chen.

Selain itu, Festival Perahu Naga juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata lokal. Acara yang menarik ini menarik penduduk dan pengunjung untuk berbondong-bondong ke tepi sungai setiap tahun, menonton balapan sambil menikmati suasana yang semarak.

Orang-orang juga tertarik ke tepi sungai untuk menikmati hidangan penutup yang menyegarkan, dekorasi bertema perahu naga tradisional, dan kerajinan tangan lokal yang unik yang tersedia di kios-kios yang mengapit tepi sungai.

Festival Perahu Naga secara tradisional jatuh pada hari kelima bulan kelima dalam kalender lunar Tiongkok, yang jatuh pada tanggal 31 Mei tahun ini.

Festival ini mengenang penyair Tiongkok terkenal Qu Yuan (sekitar 340-278 SM), yang menenggelamkan dirinya di sungai karena putus asa setelah dituduh melakukan pengkhianatan dan diasingkan lantaran memberikan nasihat yang bermaksud baik kepada raja.

Legenda mengatakan bahwa setelah mengetahui kematian Qu, penduduk setempat naik perahu di sungai untuk mencari jasadnya, menjatuhkan pangsit beras yang disebut zongzi ke dalam air sehingga ikan akan memakan camilan itu ketimbang sang penyair. Inilah sebabnya mengapa orang Tiongkok mengadakan lomba perahu naga dan makan zongzi selama festival.

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner