Senin, 30 Oktober 2023 10:25:32 WIB

Nigeria

Ekonomi

AP Wira

BEIJING, Radio Bharata Online - Sistem perkeretaapian Nigeria telah ada selama lebih dari 100 tahun. Tetapi setelah bertahun-tahun diabaikan dan salah urus, layanan yang berderit mulai berantakan. Selama bertahun-tahun, bukanlah perjalanan yang mudah untuk melakukan perjalanan dari pusat bisnis Kaduna di utara Nigeria ke ibu kota Abuja.

Nigeria, ekonomi terbesar di Afrika, telah lama bercita-cita untuk memodernisasi jalur kereta apinya yang sudah tua untuk menciptakan koridor ekonomi di seluruh negeri dan mengejar proyek-proyek besar yang transformatif.

Dan sekarang, semuanya berubah.
 

Perusahaan China CCECC membangun Abuja-Kaduna Railway, bagian dari program modernisasi rel di seluruh negeri Nigeria. Dengan sembilan stasiun dan kecepatan desain 150 km per jam, jalur kereta api ini menempuh jarak 186,5 kilometer. / Xinhua

Dalam beberapa tahun terakhir, perjalanan melintasi negara terpadat di Afrika dengan jalur kereta api yang baru ditingkatkan menjadi semakin mudah, karena proyek infrastruktur besar yang dibangun dengan teknologi dan dukungan keuangan dari Tiongkok di bawah Inisiatif Belt and Road telah meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mendorong diversifikasi ekonomi negara.

Pada tahun 2016, Nigeria meresmikan Kereta Api Abuja-Kaduna, kereta api modern pertama di negara itu dan kereta api pertama di Afrika yang dibangun berdasarkan standar teknis China. Perjalanan yang mulus dan aman antara kedua kota di jalur rel sepanjang 187 km yang dibangun oleh China Civil and Engineering Company (CCECC) hanya membutuhkan waktu satu jam.

Jaringan rel ringan pertama Afrika Barat, yang dibangun oleh perusahaan tiongkok CCECC, dibuka di Lagos, Nigeria. 21 Desember 2022. / CGTN

Jalur kereta api yang ditingkatkan di Nigeria telah sangat mengurangi kemacetan lalu lintas di jalan antarkota dan di pelabuhan lokal. Kereta Api Lagos-Ibadan dibuka pada tahun 2021, membuat perjalanan antara kota pelabuhan terbesar Nigeria ke salah satu kota industri terpenting di negara itu menjadi jauh lebih mudah.

Lagos, kota metropolitan terbesar di Nigeria dengan lebih dari 15 juta penduduk, sekarang menjadi rumah bagi jaringan kereta api ringan pertama di Afrika Barat. Dibangun oleh sebuah perusahaan China, jalur kereta ringan ini dirancang untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi udara, serta meningkatkan taraf hidup penduduk setempat. Dampak ekonominya bisa signifikan, karena Lagos menyumbang 26,7 persen dari total PDB Nigeria dan lebih dari 50 persen kapasitas industri non-minyak Nigeria berada di kota.

Pelabuhan laut terdalam di Afrika Barat, dibangun oleh China Harbour Engineering Company Ltd (CHEC), dibuka di Lagos, Nigeria. / CGTN

Dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak proyek penting berkembang pesat di pusat ekonomi ini. Pelabuhan laut terdalam di Afrika Barat, dibangun oleh sebuah perusahaan China bernama China Harbour Engineering Company Ltd (CHEC), dibuka di Lagos, dan terminal internasional di Bandara Internasional Murtala Muhammed ditingkatkan oleh perusahaan Tiongkok.

Dengan kapasitas untuk menangani 1,2 juta peti kemas standar setiap tahun, pelabuhan Lekki akan sangat mengurangi kemacetan di pelabuhan Nigeria dan meningkatkan kapasitas penanganan peti kemas negara hingga 80 persen, menurut China Harbour Engineering Company Ltd (CHEC), pembuat pelabuhan.

Selain itu, pelabuhan Lekki tertanam di Zona Perdagangan Bebas Lekki yang menawarkan pajak dan insentif lainnya, serta infrastruktur yang andal dan modern untuk menurunkan biaya berbisnis dan menghasilkan lebih banyak keuntungan.

Jika jaringan kereta api nasional yang dimodernisasi dan pusat logistik maritim sangat penting bagi Nigeria, pasokan energi yang stabil sama pentingnya bagi pembangunan negara dengan populasi yang berkembang pesat.
 

Perusahaan Tiongkok membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air Zungeru, yang telah memenuhi sekitar 10 persen kebutuhan listrik Nigeria dengan energi yang bersih dan andal. / Xinhua

Kapasitas pembangkit listrik Nigeria yang terbatas dan sistem jaringan yang sudah ketinggalan zaman telah kewalahan selama bertahun-tahun.

Pada tahun 1982, pemerintah Nigeria menyusun rencana untuk membangun Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Zungeru. Dengan kapasitas terpasang sebesar 700 MW, berpotensi meringankan masalah kekurangan tenaga di tanah air. Tetapi pekerjaan konstruksi terhenti dan perusahaan asing enggan mengerjakan proyek tersebut, terutama karena kekurangan dana.

Tiga puluh satu tahun kemudian, pada tahun 2013, China dan Nigeria menandatangani kesepakatan senilai sekitar $1,293 miliar untuk membangun megaproyek tersebut. Perusahaan Tiongkok memenangkan kontrak dan Exim Bank of China menyediakan fasilitas pinjaman dengan persyaratan preferensial. Setelah sembilan tahun pembangunan, proyek infrastruktur besar-besaran selesai, dan pembangkit listrik tenaga air mulai menyediakan energi bersih bagi masyarakat Nigeria dan membantu pembangunan industri.

Dari perkeretaapian hingga pelabuhan, megaproyek infrastruktur menyuntikkan momentum pertumbuhan tidak hanya ke Nigeria, tetapi ke seluruh Afrika. Dan sekarang, China dan Nigeria mengincar kerja sama lebih lanjut dalam Inisiatif Tembok Hijau Besar yang dipimpin Uni Afrika, yang bertujuan untuk memerangi penggurunan di wilayah utara Kano di negara itu dan negara-negara lain yang berbatasan dengan Gurun Sahara, yang terbesar di dunia.[CGTN]

Komentar