Rabu, 4 Oktober 2023 10:58:21 WIB

Pakar: Tiongkok dan Jerman Sepakat untuk Tingkatkan Kerja Sama Keuangan Tunjukkan Keinginan untuk Pertahankan Ekonomi Terbuka
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Liu Mingli, seorang peneliti di Institute of European Studies yang merupakan bagian dari China Institutes of Contemporary International Relations (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Kesepakatan yang dicapai antara Tiongkok dan Jerman untuk memperkuat kerjasama finansial menunjukkan keinginan kedua belah pihak untuk mempertahankan ekonomi yang terbuka, kata seorang pakar Tiongkok pada hari Senin (2/10).

Kementerian Keuangan Tiongkok dalam sebuah pernyataan bersama pada hari Minggu (1/10) mengatakan Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, dan Menteri Keuangan Jerman, Christian Lindner, memimpin bersama Dialog Keuangan Tingkat Tinggi Tiongkok-Jerman yang ketiga dan mencapai konsensus mengenai 25 topik.

Kedua negara menyepakati berbagai kerja sama fiskal dan keuangan untuk memperluas akses pasar untuk perdagangan dan investasi ketika delegasi tingkat tinggi mereka bertemu di Frankfurt untuk memperdalam hubungan bisnis.

Dalam hal pemulihan ekonomi global, Tiongkok dan Jerman berkomitmen untuk memerangi proteksionisme perdagangan dan mempertahankan kolaborasi yang kuat dalam kerangka kerja lembaga-lembaga keuangan multilateral seperti Bank Investasi Infrastruktur Asia dan Dana Moneter Internasional. Mereka akan bekerja sama dalam kebijakan makroekonomi dan mendorong kelancaran rantai pasokan global.

Dalam kerja sama ekonomi, kedua belah pihak akan memperluas akses pasar bersama berdasarkan level playing-field dan memperdalam kerja sama perdagangan dan investasi yang berkelanjutan.

Pernyataan bersama yang terdiri dari 25 poin ini juga merinci berbagai mekanisme untuk meningkatkan investasi dua arah. Kedua belah pihak mendorong lembaga keuangan yang memenuhi syarat untuk berinvestasi dan melakukan bisnis di pasar masing-masing.

Perusahaan-perusahaan Jerman diharapkan dapat berpartisipasi aktif di pasar modal Tiongkok, dengan dukungan layanan kliring yang lebih baik yang memungkinkan mereka untuk melakukan bisnis dalam mata uang yuan Tiongkok, bukan dolar AS.

Kedua negara telah menjadi mitra dagang utama satu sama lain. Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Jerman selama tujuh tahun berturut-turut, sementara Jerman telah menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok di Eropa.

Bagi Liu Mingli, seorang peneliti di Institute of European Studies yang merupakan bagian dari China Institutes of Contemporary International Relations, pertemuan ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak memiliki keinginan yang kuat untuk bekerja sama. Ia mengatakan bahwa di bidang keuangan, ada potensi besar yang dapat dijajaki oleh kedua belah pihak di masa depan.

"Bidang keuangan sangat penting bagi kedua belah pihak. Dengan dialog ini, saya pikir sektor keuangan Jerman memiliki lebih banyak kesempatan untuk berinvestasi di Tiongkok yang mereka lihat sebagai area yang menguntungkan. Saya pikir Jerman juga memiliki pengalaman dalam melayani ekonomi riil untuk sektor keuangan. Saya rasa hal ini akan membuat Tiongkok tertarik. Saya pikir akan ada potensi yang kuat bagi kedua belah pihak untuk bekerja sama dalam bidang keuangan," katanya.

Perekonomian Jerman saat ini sedang stagnan. Perkiraan terbaru yang ditugaskan oleh pemerintah, termasuk oleh kementerian Lindner, menunjukkan penurunan 0,6 persen dalam PDB untuk tahun 2023. Hal ini membuat Jerman jauh di bawah rata-rata perkiraan pertumbuhan Uni Eropa sebesar 0,8 persen.

Liu percaya bahwa memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara dapat saling menguntungkan.

"Dialog ini akan membantu memacu perekonomian, karena kita tahu di Jerman, negara ini sedang menghadapi risiko resesi dan investasi sangat penting karena investasi adalah salah satu pendorong perekonomian. Dan ini juga merupakan kabar baik bagi Tiongkok. Menurut saya, investasi dengan dialog ini menunjukkan bahwa Tiongkok masih merupakan negara yang terbuka. Tiongkok menyambut baik investasi dari Jerman dan juga dari negara-negara lain. Hal ini menunjukkan bahwa baik Jerman maupun Tiongkok masih mendukung ekonomi terbuka, mendukung investasi asing langsung. Ini adalah kabar baik bagi ekonomi dunia," jelasnya.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner