Bharata Online - Pada awal bulan ini, belasan mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) berangkat ke Tiongkok untuk mengikuti program perkuliahan selama setahun di Liuzhou Polytechnic University (LZPU) Tiongkok. Bukan hanya di Polsri, program pertukaran pelajar seperti ini kian sering dilakukan di tengah hubungan ekonomi Tiongkok-Indonesia yang semakin kuat.

Tiga bulan sebelumnya, sekolah vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Chengdu Agricultural College (CAC) juga menyepakati kerja sama pendidikan vokasi berbasis riset dan teknologi pertanian modern, salah satunya dalam bentuk pertukaran mahasiswa dan dosen. Kerja sama ini juga melibatkan pelaku industri, yakni Tongwei Agricultural Development Co., Ltd. (TWAD).

Kerja sama antarinstitusi pendidikan di bidang vokasi dan pelaku industri antara Indonesia dan Tiongkok seperti ini semakin gencar dilakukan setidaknya dalam dua tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan hubungan kerja sama ekonomi kedua negara yang kian kuat.

"Ini merupakan bagian dari pembuktian komitmen Tiongkok dalam kerja sama dengan Indonesia, yakni mereka berjanji untuk melakukan transfer pengetahuan kepada pekerja setempat, salah satunya melalui kerja sama sekolah vokasi ini," kata Muhammad Zulfikar Rakhmat, peneliti sekaligus direktur Tiongkok-Indonesia di Center of Economic and Law Studies (Celios), kepada Xinhua.

Dalam riset terbaru yang dirilis Celios, pendidikan memang menjadi salah satu dari tiga sektor utama di mana kehadiran entitas Tiongkok cukup kuat di berbagai daerah di Indonesia dalam setahun terakhir, terutama melalui kerja sama antarlembaga pendidikan.

Kerja sama pendidikan vokasi semakin gencar usai dibentuknya aliansi pendidikan vokasi dan industri kedua negara, yakni China-Indonesia TVET Industry Education Alliance (CITIEA) pada September 2023. Aliansi ini beranggotakan 49 politeknik negeri di Indonesia, 80 institusi pendidikan Tiongkok, dan 18 perusahaan Tiongkok.

Puluhan sekolah vokasi dan pelaku industri kedua negara kemudian menghadiri konferensi kerja sama dan pengembangan pendidikan vokasi Indonesia-Tiongkokdi Jakarta pada April 2024. Pertemuan ini menghasilkan kerja sama baru antara sejumlah institusi pendidikan Indonesia dan Tiongkok, yang salah satunya berupa program pertukaran mahasiswa.

Pada akhir tahun lalu, CITIEA dan Forum Direktur Politeknik Negeri Indonesia (FDPNI) juga menyepakati nota kesepahaman baru untuk memperkuat kerja sama pendidikan. Salah satu bagian dari kesepakatan tersebut adalah pendirian jurusan terkait kendaraan listrik di sejumlah pendidikan tinggi vokasi di Indonesia. (XINHUA)