Beijing, Radio Bharata Online - Penjualan ritel barang konsumsi Tiongkok, indikator utama kekuatan konsumsi negara tersebut, tumbuh 3,4 persen secara tahunan (year-on-year) pada bulan Agustus 2025, menurut data resmi yang dirilis pada hari Senin (15/9).
Berbicara dalam konferensi pers di Beijing, Fu Linghui, Juru Bicara Biro Statistik Nasional atau National Bureau of Statistics (NBS) Tiongkok, mengatakan bahwa penjualan pasar telah tumbuh secara stabil pada bulan Agustus 2025.
"Pada bulan Agustus, penjualan ritel barang konsumsi mencapai 3.966,8 miliar yuan (sekitar 9.139 triliun rupiah), meningkat 3,4 persen secara tahunan dan 0,17 persen secara bulanan. Berdasarkan lokasi unit usaha, penjualan ritel barang konsumsi di perkotaan mencapai 3.438,7 miliar yuan (sekitar 7.922 triliun rupiah), meningkat 3,2 persen secara tahunan, sementara penjualan ritel di pedesaan mencapai 528,1 miliar yuan (sekitar 1.216 triliun rupiah), meningkat 4,6 persen. Berdasarkan pola konsumsi, penjualan ritel barang mencapai 3.517,2 miliar yuan (sekitar 8.104 triliun rupiah), meningkat 3,6 persen secara tahunan, dan pendapatan katering mencapai 449,6 miliar yuan (sekitar 1.036 triliun rupiah, meningkat 2,1 persen," jelas Fu.
Jubir tersebut juga menyoroti peningkatan permintaan domestik di negara tersebut, dengan menyebutkan pertumbuhan yang stabil di sektor konsumsi dan investasi.
"Permintaan domestik terus meningkat. Dari sisi konsumsi, pada bulan Agustus, penjualan ritel barang konsumsi meningkat sebesar 3,4 persen secara tahunan (year-on-year), dengan penjualan barang terkait program tukar tambah yang terus tumbuh pesat. Potensi konsumsi jasa juga terus digarap, dengan sektor-sektor seperti pariwisata dan rekreasi, pertunjukan dan kompetisi, serta informasi dan komunikasi yang cukup aktif. Dalam delapan bulan pertama, penjualan ritel sektor jasa tumbuh sebesar 5,1 persen secara tahunan, melampaui laju pertumbuhan penjualan ritel barang konsumsi. Dari sisi investasi, dari Januari hingga Agustus, investasi aset tetap meningkat sebesar 0,5 persen secara tahunan, dengan investasi di industri manufaktur meningkat sebesar 5,1 persen, jauh lebih cepat daripada investasi secara keseluruhan, memberikan dukungan yang kuat bagi peningkatan dan pengembangan manufaktur," papar Fu.