Selasa, 30 Maret 2021 3:44:58 WIB
Sebab Langit Kuning dan Matahari Jadi Biru di Beijing Tiongkok
Teknologi
Kinar Lestari - Bharata Online
Ilustrasi badai pasir. (AFP PHOTO / ASHRAF SHAZLY)
Badai pasir yang melanda Tiongkok telah mengubah warna langit negeri Tiongkok itu menjadi kuning dan Matahari berubah menjadi warna biru. Peristiwa itu terjadi di Ibu Kota Beijing pada Minggu (28/3).
Badai debu itu merupakan badai kedua yang menghantam ibu kota Tiongkok yang sebelumnya terjadi pada Sabtu, dan memicu langit berubah menjadi jingga.
Badai pasir dipicu oleh hembusan angin dari Mongolia yang tengah dilanda kekeringan, dan wilayah Barat Laut Tiongkok. Alhasil jarak pandang di kota itu berkurang serta puncak gedung pencakar langit tertutup badai pasir.
Para pejalan kaki terpaksa menutup mata saat hembusan angin yang disertai debu menyapu jalanan yang dilalui.
Mengutip SCMP, kondisi cuaca yang buruk tidak menyurutkan antusiasme wisatawan untuk melancong ke beberapa tempat seperti ke museum dan Taman Yuyuantan di Beijing.
Lembaga Meteorologi Tiongkok mengeluarkan peringatan akan adanya badai tersebut sejak Jumat (26/3). Lembaga itu memperingatkan bahwa akan ada badai pasir yang menyebar dari Mongolia ke provinsi Tiongkok Utara, termasuk Mongolia Dalam, Shanxi, Liaoning dan Hebei, wilayah yang mengelilingi Beijing.
Saat badai pasir melanda Beijing pada Minggu pagi, tingkat polusi udara naik ke level maksimum 500. Kadar polutan PM10 dapat menembus paru-paru melewati 2.000 mikrogram per meter kubik.
Mengutip The Guardian, selain itu pad jumlah kadar PM2.5 terdapat partikel kecil yang dapat menembus aliran darah mencapai 462. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas minimum kadar polutan standar PM2.5 harian di udara hanya 25.
Badai juga menyebabkan kelumpuhan bandara di Mongolia Dalam. Setengah penerbangan telah dibatalkan dari bandara Baotou dan Chifeng karena jarak pandang yang buruk.
Kepala Prakirawan Pusat Meteorologi Observatorium Tiongkok, Zhang Tao mengatakan wilayah Tiongkok Utara dan Barat Laut memiliki penurunan curah hujan dan salju sejak Februari. Hal ini menyebabkan kekeringan dan cuaca berdebu, serta didorong oleh kuatnya angin.http://cnnindonesia.com
Komentar
Berita Lainnya
“Memperkuat Pemulihan Ekonomi Regional di Tengah COVID-19†Teknologi
Selasa, 3 November 2020 9:42:13 WIB
Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi
Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi
Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB
Jalur Kereta Cepat Lintas Laut Pertama di Tiongkok Teknologi
Rabu, 4 November 2020 2:36:52 WIB
Tiongkok Tegas Menentang Terorisme dan Kejahatan Kekerasan Dalam Bentuk Apa Pun Teknologi
Kamis, 5 November 2020 0:59:28 WIB
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi
Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB
Roket Tiongkok Long March-6 Bawa 13 Satelit Sekaligus Sukses Meluncur ke Orbit Teknologi
Jumat, 6 November 2020 19:42:36 WIB
Agregat Ekonomi Shanghai Naik ke Urutan Keenam Dunia Teknologi
Sabtu, 7 November 2020 0:45:28 WIB
Metamorfosis Wuhan dari Pusat Corona menjadi Primadona Wisata Teknologi
Sabtu, 7 November 2020 0:51:48 WIB
Alibaba Cloud Bukukan Pendapatan Rp32 Triliun pada Kuartal Ketiga 2020 Teknologi
Minggu, 8 November 2020 20:0:28 WIB
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi
Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB
Peminat Bahasa Jawa di China membeludak, kelas dibatasi Teknologi
Rabu, 11 November 2020 20:50:24 WIB
Biro Pos Nasional: Jumlah Kiriman Paket via Jasa Kurir Hari Belanja “11.11†Cetak Rekor Baru Teknologi
Rabu, 11 November 2020 22:3:29 WIB
100 Pebisnis Asing Pelajari Proposal Five-year Plan ke-14 China Teknologi
Kamis, 12 November 2020 21:8:43 WIB