Senin, 26 Desember 2022 12:29:15 WIB
Putin Akan Hancurkan Rudal Patriot AS Yang Dikirim ke Ukraina
International
AP Wira
sistem rudal Patriot (Foto: Photo by Ibrahim Erikan/Anadolu Agency/Getty Images)
JAKARTA, Radio Bharata Online - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dirinya yakin "100 persen" bahwa pasukannya akan menghancurkan sistem pertahanan udara paling canggih buatan Amerika Serikat.
Seperti diketahui, Sistem rudal Patriot itu telah dijanjikan oleh Presiden AS Joe Biden untuk dikirim ke Ukraina.
Sebelumnya, Putin meremehkan sistem rudal Patriot yang bakal dipasok ke Ukraina. Putin menyebut sistem pertahanan udara itu sudah "cukup tua" dan dia memastikan Moskow bisa mencari cara untuk melawan sistem tersebut.
Patriot, yang merupakan kependekan dari "Phased Array Tracking Radar to Intercepct of Target", adalah sistem rudal darat ke udara yang dikembangkan oleh konglomerat antariksa dan pertahanan Amerika Serikat, Raytheon, sejak tahun 1960-an.
Awalnya sistem ini dikembangkan untuk menangkis pesawat tempur yang terbang tinggi. Namun, pada tahun 1980-an rudal tersebut dimodifikasi untuk menangkal ancaman baru di era itu, yakni misil balistik taktikal.
Produsen rudal Patriot, Raytheon menegaskan, akan terus memperbaiki dan mengembangkan sistemnya agar tetap aktual, paling tidak hingga tahun 2048.
sebagai informasi, pengerahan rudal Patriot yang paling terkenal adalah saat pembebasan Kuwait dari invasi Irak pada tahun 1991 silam. Media memberitakan dengan gencar kehandalan sistem pertahanan darat ke udara buatan Amerika Serikat ini, melawan invasi militer Saddam Hussein.
Center for Strategic and International Studies (CSIS) melaporkan sistem pertahanan udara Patriot mencakup area penangkalan sekitar 68 kilometer. Radarnya dapat melacak hingga 50 target dan dapat mengunci lima target sekaligus. Daya jelajah rudalnya termasuk pendek, sekitar 15 hingga 22 kilometer. Namun Patriot dapat melacak target hingga ketinggian dua kilometer.
(detik.com)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB