Kamis, 5 Oktober 2023 13:3:23 WIB
Mesir Intensifkan Upaya untuk Menarik Investasi Tiongkok
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo
Hossam Heiba, CEO Otoritas Umum untuk Investasi dan Zona Bebas (CMG)
Ain Sokhna, Radio Bharata Online - Mesir, yang telah mendapatkan keuntungan dari kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, telah meningkatkan upaya untuk membangun dirinya menjadi tujuan investasi yang lebih menarik bagi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini.
Menurut Badan Statistik Mesir, CAPMAS, investasi Tiongkok di negara Afrika utara ini mencatat lonjakan 317 persen antara tahun 2017 hingga 2022 hingga mencapai 15 miliar dolar AS (sekitar 234 triliun rupiah).
Salah satu usaha patungan antara kedua negara adalah Zona Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan Tiongkok-Mesir TEDA Suez, yang terletak di Teluk Barat Laut Zona Ekonomi Suez di Mesir bagian timur. Didirikan pada tahun 2008, zona kerja sama ini merupakan proyek unggulan di bawah Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI) yang diusulkan Tiongkok, kebangkitan Tiongkok di zaman modern dari rute perdagangan Jalur Sutra kuno yang menghubungkan Asia, Eropa, dan Afrika.
"Kami memiliki lebih dari 2.000 perusahaan di Mesir yang dioperasikan oleh para investor Tiongkok. Salah satu investasi yang terkenal adalah TEDA. Ini adalah sebuah kawasan industri di zona ekonomi di Terusan Suez. Sebagian besar dari perusahaan-perusahaan ini, pengalaman mereka di Mesir cukup baik sejauh ini dan mereka meminta lebih banyak ekspansi. Bahkan TEDA sendiri meminta tambahan lahan untuk menarik lebih banyak perusahaan Tiongkok dalam beberapa kegiatan," kata Hossam Heiba, CEO Otoritas Umum untuk Investasi dan Zona Bebas (GAFI), dalam sebuah wawancara.
Dalam wawancara lain, Ayman Fouda, Ketua komite pasar modal Dewan Ekonomi Afrika, mengatakan bahwa zona kerja sama TEDA telah menciptakan lapangan kerja dan mendorong industrialisasi.
"TEDA memiliki 134 perusahaan Tiongkok yang menyediakan 50.000 kesempatan kerja dan akan memompa tambahan 10 milyar dolar untuk memperluas dan mengakomodasi lebih banyak pabrik-pabrik Tiongkok. Kedua belah pihak juga telah sepakat untuk membangun empat zona bebas baru seperti TEDA," katanya.
Ayman Fouda mengatakan karena Mesir telah mendapatkan keuntungan dari kemitraan dengan Tiongkok, Mesir ingin memperluas kerja sama dengan negara dengan kekuatan ekonomi global tersebut.
"Tiongkok adalah negara adidaya ekonomi utama dan pemimpin di G20 dan oleh karena itu kami akan mencari kerja sama dengannya. Perkembangan ekonomi, perdagangan dan industri yang besar oleh Cina membuatnya menarik bagi negara-negara lain untuk mendapatkan keuntungan dari kemitraan dengan Tiongkok," katanya.
Menurut Hossam Heiba, untuk menarik lebih banyak investor Tiongkok, Mesir telah meluncurkan serangkaian insentif, dan memamerkan sumber daya bahan baku dan tenaga kerja kepada para mitra potensial.
"Kami menawarkan banyak insentif, insentif investasi, insentif pajak, serta menikmati yurisdiksi zona bebas untuk produk berorientasi ekspor. Ada banyak bahan baku yang dapat membantu industri untuk memanfaatkannya, kami juga memiliki tenaga kerja yang cukup murah dibandingkan dengan tempat lain di dunia. Hampir 60 persen tenaga kerja di Mesir berusia di bawah 30 tahun, berpendidikan dan multibahasa," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa Mesir telah mempertimbangkan untuk mengizinkan pembayaran perdagangan diselesaikan dalam mata uang Tiongkok, yang dapat menambah daya tarik investasi negara ini ke Tiongkok.
"Saat ini sedang ada pembicaraan lanjutan dengan bank-bank sentral dan saya rasa sudah cukup dekat untuk mulai bekerja dengan yuan Tiongkok," katanya.
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB
Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB
Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB
Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB
Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB
Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB
Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB
Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB
Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB
PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB
Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB
Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB
14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB
Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB