Senin, 27 Februari 2023 9:43:23 WIB

Jurnalis Seymour Hersh Yakin AS Sabotase Nord Stream
International

Endro

banner

Sebuah gambar selebaran yang dirilis oleh Komando Pertahanan Denmark, menunjukkan kebocoran gas di pipa gas Nord Stream 2, seperti yang terlihat dari respon penolakan F-16 Pertahanan Denmark, di pulau Baltik Denmark Bornholm, 27 September 2022. /CFP

BEIJING, Radio Bharata Online - Dalam sebuah wawancara dengan RT, jurnalis investigasi pemenang Hadiah Pulitzer Seymour Hersh mengklaim, bahwa Presiden AS Joe Biden memerintahkan penghancuran pipa Nord Stream, untuk memastikan Jerman tidak berubah pikiran tentang sanksi terhadap Rusia, dan pengiriman senjata ke Ukraina.

Nord Stream adalah jaringan pipa di bawah Laut Baltik, yang dibangun untuk memasok Eropa Barat dengan gas alam Rusia.

Dalam program RT "Going Underground" pada hari Sabtu, Hersh mengatakan, itu tidak akan membantu perang.  Menurutnya, AS melakukannya adalah untuk mencegah Jerman dan Eropa Barat membuka pipa tersebut, seandainya musim dingin datang dengan cepat.

Dalam wawancara tersebut, Hersh juga mengklaim bahwa; komunitas intelijen AS menyusun rencana tersebut "pada akhir 2021", sebelum meningkatnya permusuhan di Ukraina.

Namun, ketika Biden dan Wakil Menteri Luar Negeri Victoria Nuland secara terbuka berbicara tentang "menghentikan" dan "mengakhiri" Nord Stream 2, Hersh mengklaim komunitas intelijen kecewa, "karena itu seharusnya menjadi operasi rahasia."

Menurut Hersh, "Orang-orang yang melakukan hal ini di komunitas intelijen, pada awalnya mereka mengira itu adalah ide yang bagus."

Menurut ceritanya, bom ditanam pada bulan Juni, selama latihan angkatan laut BALTOPS 2022 yang dijadwalkan di pulau Bornholm, Denmark. Bom meledak pada akhir September, karena Ukraina menghadapi "masalah serius" di medan perang.

Sebelumnya pada bulan Februari, Hersh menulis dalam laporan yang diterbitkan sendiri di halamannya di Substack bahwa AS dan Norwegia harus disalahkan atas serangkaian ledakan yang melumpuhkan Nord Stream 1 dan Nord Stream 2.

Wartawan veteran itu juga mengungkapkan bahwa dia telah menghubungi Gedung Putih dan Central Intelligence of Agent (CIA) untuk memberikan komentar, namun keduanya dengan tegas menolak klaim dalam laporan tersebut.

(CGTN)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner