Beijing, Radio Bharata Online - Duta Besar Filipina untuk Tiongkok, Jaime FlorCruz, mengatakan bahwa modernisasi adalah tujuan bersama yang dikejar oleh Filipina dan Tiongkok, dan pengalaman pembangunan negeri tirai bambu patut dipelajari oleh negaranya.

Modernisasi ala Tiongkok telah menjadi kata kunci pada acara "two sessions" tahun ini yang baru saja berakhir di Beijing pada hari Sabtu (11/3) dan Senin (13/3) lalu.

Sebagai peristiwa besar dalam kalender politik Tiongkok, "two sessions" mengacu pada sesi tahunan Kongres Rakyat Nasional (NPC), organ kekuasaan negara tertinggi Tiongkok, dan Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC), badan penasehat politik tertinggi negara. Sesi itu diadakan secara rutin setiap tahun untuk meninjau kinerja pemerintah tahun lalu dan menyelesaikan prioritas negara untuk tahun depan.

Dari kunjungan pertamanya ke Tiongkok pada awal 1970-an, hingga pengangkatannya sebagai koresponden untuk beberapa media AS, kemudian menjadi Duta Besar Filipina untuk Tiongkok, FlorCruz telah mengikuti perkembangan negeri tirai bambu dalam lima dekade terakhir dan menyaksikan perubahan besar di negara tersebut.

"Pengalaman pembangunan Tiongkok patut dipelajari untuk Filipina. Pertama-tama, kita perlu memanfaatkan sepenuhnya potensi kita di bidang pertanian. Bagi rakyat, pangan adalah yang terpenting. Hanya dengan memastikan pasokan pangan dan lapangan kerja bagi rakyat, kita dapat menjaga stabilitas sosial," ujar Dubes. 

"Ada idiom Tiongkok yang diterjemahkan sebagai 'hidup dan bekerja dalam damai dan kepuasan'. Pekerjaan dan perumahan sangat penting, yang merupakan kebutuhan dasar yang harus disediakan oleh pemerintah Filipina saat ini," lanjut FlorCruz.

Pada 21 Februari 2023, Senat Filipina meratifikasi perjanjian perdagangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), yang berarti anggota ASEAN telah secara resmi menyetujui pakta tersebut.

FlorCruz mengatakan bergabung dengan kesepakatan itu akan membantu Filipina memperluas perdagangan dengan Tiongkok dan anggota RCEP lainnya, yang akan sangat meningkatkan ekonomi negaranya.

"Filipina dan Tiongkok saling melengkapi di banyak bidang. Tiongkok dapat menyediakan apa yang dibutuhkan Filipina. Filipina membutuhkan investasi, produk, layanan, teknologi, dan inovasi. Hanya ini yang ingin diekspor dari Tiongkok. Jadi, mengapa tidak kita perkuat kerjasamanya," jelasnya.

Pada bulan Januari lalu, atas undangan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr. melakukan kunjungan tiga hari ke negeri tirai bambu.

Dalam kunjungan tersebut, kedua pemimpin menekankan untuk menjaga momentum pembangunan yang baik dari hubungan bilateral dan sepakat untuk lebih memperkuat hubungan bilateral kerjasama strategis yang komprehensif dalam situasi baru.

FlorCruz mengataka bahwa diperlukan cara-cara pragmatis dalam mengejar modernisasi. "Modernisasi adalah tujuan bersama yang dikejar oleh Filipina dan Tiongkok, dan kedua negara harus mencapainya dengan cara yang praktis dan pragmatis. Negara kita pertama-tama perlu memastikan lapangan kerja, ketahanan pangan, dan perumahan bagi rakyat," jelasnya.

"Atas dasar ini, kita kemudian harus meningkatkan lingkungan, membuat udara dan air kita lebih bersih dan tanah lebih subur. Jika kita tidak mengamankan kebutuhan dasar masyarakat terlebih dahulu, kita akan menghadapi masalah besar," imbuh duta besar.