Beijing, Radio Bharata Online - Mantan Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Erik Solheim, menyatakan bahwa konsep Presiden Tiongkok, Xi Jinping, untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia sangat penting bagi dunia guna mengatasi masalah global bersama dengan gagasan berbagi keberhasilan atau kegagalan sebagai pusatnya.
Dalam sebuah wawancara dengan China Global Television Network (CGTN), Solheim, yang juga merupakan penyelenggara Komite Penasehat BRI International Green Coalition (BRIGC), memuji konsep yang dikemukakan oleh Xi sepuluh tahun lalu tersebut.
"Konsep ini sangat penting, karena semua masalah utama di zaman kita di mana perdamaian, lingkungan, pemulihan ekonomi setelah Covid, membawa semua orang keluar dari kemiskinan - semua masalah utama di zaman kita - membutuhkan kita untuk bekerja sama. Hubungan yang paling penting tak hanya antara Tiongkok dan AS tetapi juga termasuk Eropa, Afrika, India, (dan) setiap bagian dunia. Jadi kita perlu bekerja sama. Ada satu masa depan jika kita berhasil bersama, atau kita gagal bersama. Itulah inti dari konsep itu," katanya.
Tiongkok tidak hanya mengadvokasi komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, tetapi juga mempraktikkannya. Kerja sama Belt and Road yang sedang berkembang menunjukkan bagaimana Tiongkok menerjemahkan kata-katanya menjadi perbuatan, dan bagaimana konsep tersebut membantu mengubah dunia.
Berbicara tentang pentingnya Belt and Road Initiative yang juga diusulkan sepuluh tahun lalu, mantan pejabat PBB tersebut menegaskan inisiatif itu akan menjadi kekuatan utama untuk mempromosikan pembangunan hijau di dunia.
"Operasi utama saya pikir dari pihak Tiongkok seharusnya adalah Belt and Road. Saya menganggap Belt and Road sejauh ini merupakan keberhasilan yang mencengangkan, dengan fokus tak hanya pada infrastruktur, tetapi juga kontak orang-ke-orang. Di masa depan, perlu dilakukan sedikit perubahan, terutama menjadi Belt and Road yang lebih hijau daripada batu bara," jelas Solheim.
"Tapi itu tentu saja sekarang pasti terjadi karena Presiden Xi telah menyatakan bahwa Tiongkok akan menghentikan semua investasi batu bara di luar negeri. Jadi kami melihat Belt and Road menjadi kendaraan utama untuk hijau, hidrogen, matahari, sampah dan semua kekuatan hijau di dunia," lanjutnya.
Sejak diusulkan, BRI telah menarik lebih dari tiga perempat negara dunia dan 32 organisasi internasional. Selama dekade terakhir, inisiatif ini telah mengucurkan dana investasi hampir satu triliun dolar, membangun lebih dari 3.000 proyek kerjasama, menciptakan 420.000 pekerjaan lokal dan membantu mengangkat hampir 40 juta orang keluar dari kemiskinan.