Jumat, 17 Februari 2023 9:51:48 WIB
Diplomasi Rusia Fokus Mengakhiri Hegemoni Barat
International
Endro
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara di majelis rendah parlemen Rusia, Duma Negara, 15 Februari 2023. /CFP
JAKARTA, Radio Bharata Online - Kebijakan luar negeri Rusia mendatang, akan berfokus pada penghentian monopoli Barat dalam urusan internasional.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Rabu mengatakan, urusan internasional tidak boleh ditentukan oleh "kepentingan egois" Barat, tetapi atas dasar "keseimbangan kepentingan yang adil dan universal, sebagaimana disyaratkan oleh Piagam PBB.
Dalam pidatonya di majelis rendah parlemen Rusia, Duma Negara, Lavrov mengatakan, Amerika Serikat dan sekutunya terobsesi dengan keinginan gila, untuk menghidupkan kembali tatanan dunia neo-kolonial dan unipolar, untuk mengganggu proses objektif pembentukan dan kebangkitan pusat dunia baru.
Dikatakan, Washington dan sekutunya melancarkan perang hibrida habis-habisan melawan Rusia yang telah dipersiapkan selama bertahun-tahun, untuk mengalahkan Rusia di medan perang, menghancurkan ekonominya, menutup negara dan mengubahnya menjadi "orang buangan".
Dia mengatakan upaya Barat untuk mengisolasi Rusia sejauh ini gagal, karena tiga perempat negara di dunia belum bergabung dengan sanksi anti-Rusia, dan mempertahankan pandangan independen mereka tentang situasi di Ukraina.
Pernyataan Lavrov muncul dihari yang sama saat Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen meluncurkan proposal untuk paket sanksi baru terhadap Rusia, termasuk larangan ekspor tambahan dan langkah-langkah untuk mencegah melewati pembatasan.
Dalam pidatonya, dia juga menyebutkan negara-negara Barat berbohong kepada Rusia, dan menyembunyikan kebenaran tentang ledakan pipa gas Nord Stream. Dan Rusia sedang mempersiapkan proposal untuk pertemuan khusus Dewan Keamanan PBB untuk menyerukan penyelidikan terhadapnya.
Wartawan pemenang Hadiah Pulitzer Seymour Hersh baru-baru ini mengungkapkan, bahwa AS memerintahkan serangan terhadap pipa gas Nord Stream tahun lalu.
Hersh mengatakan, penyelam Angkatan Laut AS, yang beroperasi di bawah kedok latihan NATO pada pertengahan musim panas, diam-diam menanam bahan peledak yang dipicu dari jarak jauh pada Juni tahun lalu, bekerja sama dengan Norwegia, yang menghancurkan tiga dari empat jalur pipa Nord Stream tiga bulan kemudian. (CGTN)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB