Sabtu, 24 Juni 2023 10:24:54 WIB

Penangkapan Ikan dengan Teknologi Tinggi Bikin Pereknonomian Provinsi Fujian Tiongkok Semakin Maju
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Pemandangan rakit budidaya ikan di laut Fujian (CMG)

Fujian, Radio Bharata Online - Jika Anda mengunjungi peternakan ikan di Ningde, sebuah kota pesisir di bagian tenggara Provinsi Fujian, Anda akan melihat barisan rakit apung yang saling berhubungan. Begitulah cara nelayan lokal membudidayakan makanan laut selama beberapa dekade.

Secara tradisional, rakit terbuat dari kayu dan styrofoam yang lama kelamaan dapat rusak. Jadi, berbahaya bagi nelayan untuk berjalan di atasnya, dan polistiren dapat mencemari laut. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah telah berinvestasi dalam meningkatkan fasilitas guna memajukan cara nelayan membudayakan hasil laut. 

"Rakit dan keramba yang asli sudah diganti dengan yang plastik, lebih awet dan stabil di perairan yang ganas. Keramba kayu tradisional hanya bisa mencapai kedalaman sekitar empat meter, tetapi yang baru bisa mencapai 12 meter. Jadi hasil ikan telah sangat meningkat," ujar Song Xiangguo, seorang nelayan di Ningde. 

Ambisi Fujian tak hanya terbatas di dalam negeri, tetapi juga ke mancanegara. Provinsi ini telah bekerja untuk memperluas pertanian akuakultur laut ke laut lepas. Yan Jiaqiang, nelayan berusia 59 tahun, yang mulai bekerja lebih dari tiga dekade lalu, mengaku tidak pernah membayangkan sebelumnya menggunakan kamera pengintai untuk memancing di laut dalam.

"Dulu, saya menggunakan keramba jaring kecil di perairan pantai, dan saya harus bangun pagi-pagi untuk membeli umpan. Tapi sekarang di laut dalam, ada banyak umpan alami seperti ikan teri. Dengan sistem pemantauan, Anda tahu jelas keadaan ikan dan airnya," ungkapnya.

Nelayan veteran itu sekarang bekerja di platform pertanian akuakultur bernama Mintou 1. Ini mencakup 60.000 meter kubik air laut yang digunakan untuk budidaya ikan, dan kebanyakan ikan kuning besar. Cara ini menyerupai habitat alami ikan di laut, dan diharapkan dapat meningkatkan keuntungan produksi.

Anjungan ini diperkirakan akan menghasilkan 600 ton croaker kuning besar setiap tahun, dengan nilai produksi tahunan sekitar 14 juta dolar AS (sekitar 210 miliar rupiah).

"Laut dalam bisa berbahaya bagi nelayan individu, tapi sekarang dengan bantuan platform ini, mereka tidak perlu khawatir lagi. Kami memiliki lebih dari 300.000 meter persegi wilayah laut di sini, dan kami akan memiliki lebih banyak keramba laut dalam. Jadi, kami berencana memperluas kerja sama dengan lebih banyak nelayan dalam waktu dekat," kata Yin Hang, CEO Platform Budidaya Perairan Mintou 1. 

Perekonomian laut Fujian mencapai 140 miliar dolar AS (sekitar 2.100 triliun rupiah) tahun lalu, terhitung seperlima dari total PDB provinsi itu. Ini adalah contoh bagaimana pembangunan berkualitas tinggi dapat membantu membangun industri perikanan yang lebih berkelanjutan dan maju secara teknologi.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner