Selasa, 21 Maret 2023 8:54:46 WIB

Mantan Dubes Tiongkok: Invasi AS ke Irak Wujud Nyata Unilateralisme
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Mantan Duta Besar Tiongkok untuk Irak, Yang Honglin (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Mantan Duta Besar Tiongkok untuk Irak, Yang Honglin, mengatakan invasi AS ke Irak adalah manifestasi terang-terangan dari unilateralisme dan kekejaman. 

Pada tanggal 20 Maret 2003, Amerika Serikat dan beberapa sekutunya memulai kampanye pengeboman di Irak, dengan klaim palsu bahwa negara yang dipimpin Saddam Husein itu membuat senjata pemusnah massal.

Perang yang diluncurkan untuk menggulingkan Saddam Hussein itu berlangsung selama delapan tahun. Tapi, perdamaian dan demokrasi yang dijanjikan oleh Washington tidak pernah diberikan kepada rakyat Irak hingga saat ini.

Dalam sebuah wawancara terbaru dengan China Global Television Network (CGTN) pada hari Minggu (19/3) lalu, Honglin menyatakan bahwa invasi pimpinan AS itu telah menimbulkan penderitaan yang tak terhitung, tidak hanya di Irak, tetapi juga pada pasukannya sendiri, dan bukti penggunaan depleted uranium serta dampaknya pada rakyat Irak menjadi bukti kebrutalan mereka.

"Perang Irak yang dilancarkan oleh AS adalah manifestasi terang-terangan dari unilateralisme dan dimulai tanpa otorisasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Adapun alasannya, AS menuduh Irak memiliki senjata pemusnah massal berdasarkan bukti yang tidak lebih kecil dari tabung kecil untuk mencuci, dan kemudian mengobarkan perang. Sekutu AS juga berpartisipasi dalam perang, dan ada ratusan ribu tentara berperang melawan Irak," ujarnya. 

"Amerika Serikat mengerahkan banyak senjata seperti amunisi depleted uranium, yang menyebabkan konsekuensi bencana di Irak. Amunisi depleted uranium memiliki tingkat mematikan yang tinggi dan kemampuan menembus baju besi yang kuat. Akibatnya, tentara dari AS dan Inggris mengalami kelainan darah, bersama dengan gejala pusing dan kelelahan lainnya. Untuk menggulingkan rezim Saddam Hussein, AS menggunakan setiap senjata yang tersedia. AS sangat hegemonik," lanjut Yang.

Perang Irak menyebabkan ratusan ribu kematian, kehancuran yang luas dan kekacauan politik di negara itu. Perang delapan tahun yang sangat terpolarisasi juga merugikan Amerika Serikat hampir 2 triliun dolar dan nyawa lebih dari 4.000 tentara.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner