Senin, 20 Maret 2023 14:58:55 WIB

Westernisasi AS di Timur Tengah Dinilai Cuma Cari Untung Sendiri
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Mantan Duta Besar Tiongkok untuk Irak, Yang Honglin (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Mantan Duta Besar Tiongkok untuk Irak, Yang Honglin, menilai bahwa Inisiatif Timur Tengah Raya yang diprakarsai oleh AS tidak bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan dan keselamatan bagi orang-orang di kawasan tersebut, melainkan hanya untuk kepentingan egois negara mereka saja. 

Pada bulan Oktober 2004, Yang Honglin menjadi Duta Besar pertama Tiongkok untuk Irak setelah pecahnya Perang Irak pada tahun 2003. Dalam sebuah wawancara dengan China Global Television Network (CGTN) pada hari Minggu (19/3), Yang mengenang kisah yang meninggalkan kesan paling mendalam baginya.

"Saat keluar untuk urusan bisnis, kami mungkin menghadapi bahaya kapan saja. Saya beberapa kali berhadapan dengan kematian. Saya menghadapi situasi yang sangat berbahaya ketika petugas kedutaan dan polisi bersenjata mengawal saya ke bandara. Ketika saya melewati pos pemeriksaan terakhir, saya tiba-tiba menemukan terlalu banyak kendaraan dan orang di sana," kenangnya. 

"Saya merasa itu pertanda buruk, jadi saya turun dari mobil dan bernegosiasi dengan militer AS untuk mengambil jalur militer. Ketika kami baru saja tiba di bandara, pos pemeriksaan itu meledak. Jika kami tidak mengambil jalur militer, hasilnya tidak terbayangkan," lanjut Yang.

Mantan duta besar itu juga mengatakan bahwa selama satu tahun masa jabatannya, dia menyaksikan kondisi kehidupan rakyat Irak yang mengerikan, sangat sengsara dan menderita dalam kesulitan. Perang yang dimulai oleh AS telah menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur Irak.

Pada tahun 2004, pemerintahan Bush mengusulkan apa yang disebut Inisiatif Timur Tengah Raya untuk mempromosikan demokrasi dan nilai-nilai gaya Barat. Ini berfokus pada apa yang disebut reformasi di Israel, Turki, Iran, Afghanistan, Pakistan, dan 22 negara Arab sesuai dengan standar AS.

Yang Honglin mengatakan rencana itu juga gagal total di Irak, yang memiliki peradaban kuno dengan sejarah 7.000 tahun, dan budaya serta kebiasaan tradisionalnya sendiri.

"Tujuan Inisiatif Timur Tengah Raya AS adalah menggunakan standar AS untuk mengubah Irak. Jika model ini berhasil di Irak, maka model ini akan dipromosikan ke negara-negara lain di Timur Tengah. Apa yang disebut standar demokrasi Amerika Serikat tidak cocok dengan situasi di Irak, jadi tidak sesuai dengan negara itu, dan berakhir tanpa keberhasilan," jelasnya.

Menurut Yang, tujuan AS yang sebenarnya dalam mempromosikan inisiatif tersebut adalah untuk meraih kepentingan dan mencapai keuntungan geopolitiknya.

"Tujuan utama AS untuk mempromosikan Inisiatif Timur Tengah Raya bukan untuk rakyat Irak, juga bukan untuk kebahagiaan dan keamanan rakyat di Timur Tengah, tetapi untuk kepentingan AS, termasuk kepentingan politik, ekonomi, keamanan, dan energi di wilayah tersebut. Mereka ingin mengubah Irak dan negara-negara Timur Tengah lainnya menjadi negara bawahannya melalui Inisiatif itu. Ini adalah unilateralisme dan hegemoni, yang pasti menghadapi tentangan dan perlawanan kuat dari rakyat Irak," papar Yang.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner