Senin, 9 Januari 2023 11:22:33 WIB

Komet ini dapat Terlihat dengan Mata Telanjang setiap 50.000 tahun sekali
Teknologi

Endro

banner

Komet C/2022 E3 (ZTF) ditemukan oleh para astronom di Zwicky Transient Facility pada Maret 2022. /CFP

JAKARTA, Radio Bharata Online – Sebuah komet yang baru ditemukan, akan dapat diamati dengan mata telanjang saat melintas, antara Bumi dan Matahari dalam beberapa minggu mendatang, untuk pertama kalinya dalam 50.000 tahun.

Menurut para astronom, komet itu disebut C/2022 E3 (ZTF), setelah observatorium Zwicky Transient Facility (ZTF), pertama kali melihatnya melewati Jupiter pada Maret tahun lalu.

Setelah melakukan perjalanan dari jangkauan es tata surya kita, ia akan paling dekat dengan matahari pada 12 Januari 2023, dan paling dekat dengan Bumi pada 1 Februari 2023.

Ini akan mudah diamati dengan teropong yang bagus, dan bahkan mungkin dengan mata telanjang, asalkan langit tidak terlalu diterangi oleh lampu kota atau cahaya bulan.

Komet "akan menjadi paling terang saat berada paling dekat dengan Bumi," kata Thomas Prince, seorang profesor fisika di California Institute of Technology yang bekerja di ZTF.

Terbuat dari es dan debu serta memancarkan aura kehijauan, komet tersebut diperkirakan memiliki diameter sekitar satu kilometer, kata Nicolas Biver, astrofisikawan di Observatorium Paris.

Itu membuatnya jauh lebih kecil daripada Neowise, komet terakhir yang terlihat dengan mata telanjang, yang melewati Bumi pada Maret 2020, dan komet Hale–Bopp, yang melintas pada tahun 1997 dengan diameter sekitar 60 kilometer, yang berpotensi mengakhiri kehidupan.

Tapi kunjungan terbaru akan datang lebih dekat ke Bumi, yang "mungkin menggantikan fakta bahwa itu tidak terlalu besar," kata Biver.

Sementara komet akan menjadi paling terang saat melewati Bumi pada awal Februari, cahaya bulan purnama dapat mempersulit pengamatan.

Untuk Belahan Bumi Utara, Biver menyarankan minggu terakhir bulan Januari, saat komet melintas di antara konstelasi Ursa Minor dan Ursa Major.

Tapi menurutnya, pada bulan baru, yakni antara tanggal 21-22 Januari, menawarkan peluang bagus bagi para pengamat bintang, katanya.

 

"Kami juga bisa mendapatkan kejutan yang menyenangkan, dan objeknya bisa dua kali lebih terang dari yang diharapkan," tambah Biver.

Prince mengatakan kesempatan lain untuk menemukan komet di langit akan datang pada 10 Februari, saat melintas dekat Mars.

 

'Pengunjung langka'

Komet telah menghabiskan sebagian besar hidupnya "setidaknya 2.500 kali lebih jauh dari Bumi dari matahari," kata Prince.

Biver mengatakan komet itu diyakini berasal dari Awan Oort, teori bola luas yang mengelilingi tata surya, yang merupakan rumah bagi benda-benda es misterius.

Terakhir kali komet melewati Bumi adalah selama periode Paleolitik Muda, ketika Neanderthal masih menjelajahi Bumi.

Prince mengatakan, kunjungan komet berikutnya ke tata surya bagian dalam, diperkirakan akan terjadi 50.000 tahun lagi.

Namun Biver mengatakan ada kemungkinan bahwa setelah kunjungan ini, komet tersebut akan "terlontar secara permanen dari tata surya."

Di antara wahana canggih yang mengamati dengan cermat adalah teleskop luar angkasa  James Webb. Namun, itu tidak akan mengambil gambar, melainkan mempelajari komposisi komet, kata Biver.

Semakin dekat komet ke Bumi, semakin mudah bagi teleskop untuk mengukur komposisinya saat Matahari mendidih dari lapisan terluarnya, kata Prince.

"Pengunjung langka" ini akan memberi kita "informasi tentang penghuni tata surya kita, yang berada jauh di luar planet terjauh," tambahnya. (CGTN)

Komentar

Berita Lainnya

Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi

Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB

banner
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi

Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB

banner
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi

Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB

banner
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi

Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB

banner