Rabu, 17 Maret 2021 8:59:52 WIB

Israel-Hizbullah, Musuh Lama dengan Dendam Membara
Sosial Budaya

Kinar Lestari - Bharata Online

banner

Ilustrasi militer Israel berjaga di perbatasan Libanon. (AP/Ariel Schalit)

Peperangan antara Israel dan kelompok Hizbullah di perbatasan Libanon mungkin tak lagi terjadi. Namun, ketegangan antara kedua pihak masih kerap terpecah sesekali dan dinilai berpotensi mengarah ke bencana konflik di masa depan.http://cnnindonesia.com

Militer Israel baru-baru ini juga memperingatkan negaranya bisa dihujani 2.000 roket dan peluru kendali setiap hari jika terlibat perang lagi dengan Hizbullah di masa depan.

Israel meyakini Hizbullah memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal di mana beberapa di antaranya bisa menyerang berbagai wilayah Israel.

Hizbullah adalah organisasi politik yang memiliki pengaruh kuat di Libanon. Mereka berdiri sebagai kekuatan politik dan militer kaum Syiah di negara tersebut. Hizbullah juga memiliki beberapa kursi di parlemen Libanon.

Dikutip dari berbagai sumber, asal muasal Hizbullah terbentuk sulit dijelaskan. Namun, para pendiri Hizbullah dikabarkan mulai berkonsolidasi sekitar 1980-an terutama setelah invasi Israel ke selatan Libanon terjadi.

Di awal Hizbullah berdiri, kelompok itu telah didukung Iran yang juga beraliran Syiah. Akibat kedekatannya dengan Teheran, Hizbullah saat itu memiliki ambisi menjadikan Libanon sebagai negara Islam gaya Iran.

Namun, invasi Israel ke Libanon saat itu menjadikan kelompok Hizbullah fokus melawan negara Zionis. Hizbullah juga menganggap Israel berdiri di atas tanah Muslim, yakni warga Palestina, sehingga tidak memiliki hak untuk hidup.

Setelah Israel mundur dari Libanon pada 2000, Hizbullah menolak tekanan untuk melucuti senjata dan terus memperkuat sayap militernya, Islamic Resistance. Dalam beberapa hal, sayap militer Hizbullah dipandang melebihi tentara Libanon.

Meski invasi Israel ke Libanon telah berakhir, Hizbullah masih menganggap Israel musuh, begitu pun sebaliknya. Israel bahkan memasukkan Hizbullah ke dalam daftar organisasi teroris.

Kedua belah pihak sempat terlibat perang pada pertengahan 2006. Konflik terbuka itu pecah setelah Hizbullah menangkap dua tentara Israel dalam serangan lintas perbatasan yang menewaskan beberapa orang.

Insiden itu memicu perang sengit antara Israel-Hizbullah selama satu bulan sebelum berakhir dengan gencatan senjata.

Setelah terlibat perang, Hizbullah mengumumkan kemenangan atas Israel. Momen itu meningkatkan reputasi Hizbullah di Timur Tengah.

Namun, tak sedikit pihak yang menyalahkan ambisi Hizbullah yang dinilai membuat Libanon porak-poranda.

Sejak 2006, ketegangan Israel dan Libanon sesekali terjadi. Pada Januari 2015, kelompok Hizbullah melancarkan penyergapan konvoi militer Israel di sebuah peternakan Shebaa. Dalam insiden itu, rudal anti-tank Hizbullah menghantam dua humvee Israel yang tengah berpatroli di perbatasan.

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner