Minggu, 22 Januari 2023 9:15:34 WIB
Cuaca Dingin di Afghanistan, 78 Orang Tewas
International
AP Wira
Warga Afganistan bertahan dalam cuaca dingin
JAKARTA, Radio Bharata Online - Sedikitnya 78 orang dilaporkan tewas hanya dalam waktu sepekan sepanjang musim dingin yang ekstrem di Afghanistan. Kondisi itu memperburuk krisis kemanusiaan di negara tersebut.
Juru bicara Taliban untuk Kementerian Penanggulangan Bencana Alam, Shafiullah Rahimi, menyebut kematian itu terjadi sejak 10 Januari 2023. Lebih dari 75.000 ternak juga mati akibat hawa dingin,
Ditambahkannya, Taliban telah berusaha menjangkau dan membantu lebih dari 1 juta orang di berbagai penjuru negara itu. “Kami masih berusaha sebaik mungkin untuk mendukung lebih banyak keluarga selama cuaca dingin yang parah ini,” ucap Rahimi seperti dikutip dari Associated Press, Jumat (20/1/2023);
Pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada Agustus 2021 lalu, membuat ekonomi Afghanistan terpuruk dan mendorong jutaan orang ke dalam kemiskinan dan kelaparan. Bantuan asing berhenti mengalir ke sana. Sanksi-sanksi terhadap penguasa Taliban, penghentian transfer bank, dan pembekuan miliaran cadangan mata uang Afghanistan telah membatasi akses ke lembaga-lembaga global dan dana luar negeri yang mendukung ekonomi negara yang bergantung pada bantuan sebelum penarikan pasukan AS dan NATO itu.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Kamis (19/1/2023) mengatakan, cuaca dingin di Afghanistan dilaporkan telah membunuh ribuan ternak di wilayah timur, barat dan utara.
OCHA dalam pernyataan mingguannya menyebut, “Kehilangan mata pencaharian dan aset semakin membahayakan keluarga-keluarga Afghanistan pada saat 21,2 juta orang sangat membutuhkan dukungan makanan dan pertanian yang berkelanjutan,”
Prakiraan cuaca menunjukkan suhu akan anjlok hingga minus 35 derajat Celsius di banyak wilayah Afghanistan akhir pekan ini. Kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan memberikan dukungan musim dingin kepada keluarga-keluarga, termasuk penghangat ruangan, juga uang tunai untuk membeli bahan bakar dan pakaian hangat, tetapi distribusinya sangat dipengaruhi oleh larangan Taliban terhadap pekerja bantuan LSM yang berjenis kelamin perempuan, tambah OCHA.
Dalam pertemuan darurat, Menteri Manajemen Bencana Alam Taliban Mullah Mohammad Abbas Akhund, meminta lebih banyak bantuan. Ia mengatakan, data-data yang tersedia kurang tepat karena pemerintah memiliki akses yang kecil ke daerah-daerah terpencil.
Dalam pernyataan terpisah pada Kamis(19/1), Taliban memerintahkan otoritas terkait dan pejabat pemerintah untuk membantu keluarga-keluarga yang terdampak.
Dalam pernyataannya Taliban mengatakan, “Kami sangat sedih karena warga negara kami telah kehilangan nyawa mereka di beberapa provinsi karena cuaca dingin yang parah,”
Pada November 2022 lalu, dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, seorang pejabat tinggi Palang Merah Internasional, Martin Schuepp, mengatakan akan ada lebih banyak warga Afghanistan yang berjuang untuk bertahan hidup karena kondisi kehidupan yang memburuk pada tahun depan. Setengah dari populasi Afghanistan, atau 24 juta orang, membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB