Teheran, Radio Bharata Online - Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada hari Senin (17/4) bahwa Iran dan Arab Saudi akan bertukar kunjungan timbal balik, termasuk kunjungan tingkat atas, sebagai bagian dari upaya untuk memulihkan sepenuhnya hubungan bilateral dan sejalan dengan kesepakatan mereka untuk memperluas kerja sama.
Juru Bicara Nasser Kanaani membuat pernyataan tersebut dalam konferensi pers mingguan ketika menanggapi pertanyaan tentang rincian lebih lanjut terkait kemungkinan perjalanan Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Arab Saudi.
Para menteri luar negeri kedua negara juga saling mengundang untuk berkunjung, tambah Kanaani. Juru Bicara tersebut juga menekankan bahwa kunjungan pertukaran semacam itu hanya akan dilakukan setelah perencanaan dan penerapan langkah-langkah eksekutif yang diperlukan sudah terealisasi.
Kanaani mencatat bahwa kedua belah pihak berada di jalur penerapan dua perjanjian komprehensif, satu untuk memperluas kerja sama ekonomi, perdagangan, budaya, dan olahraga satu sama lain dan yang lainnya untuk meningkatkan kerja sama keamanan.
"Proses penerapan kesepakatan yang dicapai antara Iran dan Arab Saudi di Beijing sedang berlangsung dengan kecepatan yang dapat diterima," kata Juru Bicara itu.
Kanaani pun menyatakan optimisme bahwa pemulihan hubungan Teheran-Riyadh akan meningkatkan kerja sama dan konvergensi regional, serta menguntungkan seluruh kawasan.
Arab Saudi dan Iran telah berselisih tentang berbagai masalah selama bertahun-tahun dan sudah mendukung pihak yang berseberangan dalam konflik di negara-negara seperti Yaman dan Suriah.
Pada awal 2016, Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran sebagai tanggapan atas serangan terhadap misi diplomatik Saudi di Iran usai kerajaan tersebut mengeksekusi seorang ulama Syiah.
Sebelum mencapai kesepakatan di Beijing, kedua negara telah mengadakan lima putaran pembicaraan di Irak untuk meningkatkan hubungan bilateral sejak 2021.
Setelah permusuhan terbuka selama bertahun-tahun, kedua negara sepakat pada bulan Maret 2023 untuk memulihkan hubungan diplomatik setelah pembicaraan yang difasilitasi oleh Tiongkok. Ini merupakan perkembangan yang signifikan bagi mereka dan anugerah bagi keamanan dan stabilitas Timur Tengah.
Disaksikan oleh Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Qin Gang, kedua negara pada 6 April 2023 menandatangani pernyataan bersama dan mengumumkan dimulainya kembali hubungan diplomatik dengan segera.