Selasa, 24 Januari 2023 11:9:45 WIB

Erdogan Memperingatkan Swedia tentang tawaran NATO, Setelah Protes pembakaran Quran
International

Endro

banner

Foto: Peserta memegang bendera Turki dan spanduk bertuliskan 'Recep Tayyip Erdogan - Kami mencintaimu' selama demonstrasi organisasi pro-Turki Persatuan Demokrat Turki Eropa (UETD) untuk mendukung Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia pada 21 Januari 2023. (TT News Agency/AFP via Getty Ima/FREDRIK SANDBERG)

ANKARA, Radio Bharata Online – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memperingatkan Swedia agar tidak mengharapkan dukungannya untuk bergabung dengan NATO, menyusul pembakaran Alquran di luar kedutaan Ankara di Stockholm selama protes.

Pada Senin (23/01) dalam tanggapan resmi pertamanya, atas tindakan politisi sayap kanan Swedia selama protes di akhir pekan yang disetujui oleh polisi, Erdogan mengatakan, Swedia yang mengizinkan penistaan agama seperti itu di depan kedutaan Turki di Stockholm, tidak dapat lagi mengharapkan dukungan Ankara untuk keanggotaan mereka di NATO.

Erdogan mengatakan bahwa pembakaran Alquran itu sebagai serangan terhadap 85 juta warga Turki.  Jika Stockholm tidak menghormati keyakinan agama Republik Turkiye atau Muslim, maka Swedia tidak akan menerima dukungan apa pun untuk keanggotaan NATO dari Ankara.

Terhadap pernyataan tegas Erdogan tersebut, Swedia bereaksi dengan sangat hati-hati.

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom kepada Kantor Berita TT Swedia mengatakan, dirinya tidak bisa mengomentari pernyataan malam itu. Dia berdalih ingin memahami dengan tepat apa yang dikatakan Erdogan.

Pembakaran Alquran dilakukan oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Garis Keras Denmark. Paludan, yang juga berkewarganegaraan Swedia, pernah mengadakan sejumlah demonstrasi di masa lalu dimana dia membakar Alquran.

Beberapa negara Arab termasuk Arab Saudi, Yordania dan Kuwait mengecam insiden tersebut.

Para pemimpin Swedia mengutuk tindakan Paludan, tetapi membela definisi luas kebebasan berbicara di negara mereka.

Erdogan telah menetapkan serangkaian kondisi sulit yang mencakup permintaan bagi Swedia, untuk mengekstradisi puluhan tersangka Kurdi yang dituduh oleh Ankara sebagai "terorisme" atau keterlibatan dalam kudeta gagal tahun 2016.

Hubungan Swedia dengan Turki tampaknya membuat kemajuan dengan banyaknya kunjungan para menteri ke Ankara.

Stockholm juga telah memberlakukan amandemen konstitusi yang memungkinkan pengesahan undang-undang anti-teror yang lebih keras yang diminta oleh Ankara.

Namun keadaan menjadi buruk ketika sekelompok kecil Kurdi menggantungkan patung Erdogan di luar balai kota Stockholm awal bulan ini.

Turki memanggil duta besar Swedia, dan mencabut undangan ketua parlemennya untuk mengunjungi Ankara.  (Al Jazeera)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner