Selasa, 14 Februari 2023 11:30:32 WIB
AS 'sangat terganggu' oleh langkah Israel di Tepi Barat, setelah kunjungan Blinken
International
Endro
Pemukiman Tepi Barat Kfar HaOranim terlihat pada 20 Oktober 2022. AS pada Senin, 13 Februari 2023, mengkritik rencana baru Israel untuk membangun ribuan rumah baru bagi para pemukim Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, tetapi tidak memberikan indikasi bahwa mereka akan mengambil tindakan apa pun terhadap sekutu dekatnya di Timur Tengah itu. (AP Photo/Ariel Schalit, File)
WASHINGTON, Radio Bharata Online - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Senin, Amerika Serikat menentang otorisasi retroaktif Israel atas pos-pos pemukim Yahudi di Tepi Barat yang diduduki. Blinken mengaku tindakan sepihak seperti itu memperburuk ketegangan, dan merusak prospek solusi dua negara yang dinegosiasikan.
Blinken mengulangi seruannya kepada semua pihak, untuk menghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan antara Israel dan Palestina.
Langkah Israel pada hari Minggu untuk mengesahkan sembilan pos pemukiman dan membangun rumah-rumah baru di dalam permukiman yang sudah ada, terjadi setelah berbulan-bulan kekerasan yang membara di Tepi Barat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, bahwa Blinken telah menegaskan penolakannya terhadap legalisasi pos-pos pemukim selama kunjungannya ke Israel dan Tepi Barat, yang berakhir pada 31 Januari.
Ketika ditanya apa yang akan dilakukan Amerika Serikat terkait langkah Israel untuk melanjutkan pengesahan, Price tidak menjelaskan tindakan apa pun.
Menurut Ned, Israel tentu saja akan membuat keputusan berdaulatnya sendiri. Para pejabat AS sedang melakukan "diskusi intensif" dengan Israel, Palestina, dan negara-negara lain di kawasan itu, dan upaya AS untuk meredakan ketegangan akan terus berlanjut.
Seorang pejabat senior Israel, yang menolak untuk disebutkan namanya, mengatakan, bahwa Israel tidak terkejut dengan tanggapan AS, karena kedua belah pihak telah berselisih paham mengenai masalah ini selama beberapa dekade.
Pejabat itu mengatakan, ketidaksepakatan ini bagaimanapun juga tidak akan melukai aliansi yang kuat, antara Israel dan Amerika Serikat. (CGTN)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB