BEIJING, Radio Bharata Online - Setelah media AS melaporkan bahwa pesawat mata-mata Angkatan Laut AS diperingatkan oleh jet tempur Tiongkok di atas Laut Tiongkok Selatan, mencoba memainkan ketegangan di wilayah tersebut dengan menggambarkan Tiongkok yang "agresif", para ahli mengatakan bahwa rekaman yang dirilis oleh CNN, sebenarnya menunjukkan respons profesional dan efektif dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Dan penyerang yang sebenarnya adalah militer AS yang sering mengirimkan pesawat mata-mata ke depan pintu Tiongkok, untuk melakukan pengintaian dari jarak dekat.
Dalam rekaman yang dibuat oleh CNN pada hari Jumat dari pesawat pengintai AS P-8A, yang lepas landas dari pangkalan udara pulau Okinawa, pesawat AS menerima peringatan dari PLA saat berada sekitar 48 kilometer dari Kepulauan Xisha, Tiongkok.
Peringatan yang ditujukan pada pesawat AS itu berbunyi antara lain, bahwa wilayah udara Tiongkok adalah 12 mil laut. Jangan mendekat lagi, atau Anda menanggung semua tanggung jawab.
Sebuah jet tempur Tiongkok, yang diidentifikasi oleh personel AS sebagai J-11 tetapi sebenarnya adalah Su-27, dipersenjatai dengan rudal udara-ke-udara, mencegat pesawat AS.
Pesawat AS kemudian mendapat peringatan dari kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut Tiongkok, Changsha, setelah kapal tersebut melihat Changsha dan mendekatinya pada ketinggian rendah, demikian laporan CNN.
Seorang pakar militer yang enggan disebutkan jati dirinya, kepada Global Times pada hari Minggu mengatakan, laporan media AS itu menunjukkan bahwa PLA memiliki prosedur yang lengkap dan profesional untuk melacak, memantau, mengawal dan mengusir pesawat tempur asing di Laut Tiongkok Selatan.
Pesawat AS segera menerima panggilan radio dari PLA ketika mendekati wilayah udara Tiongkok, dan dikawal oleh jet tempur PLA hingga pesawat itu pergi, yang menunjukkan bahwa radar dan pesawat tempur PLA selalu dalam keadaan siaga untuk menghadapi situasi apa pun.
Interaksi kapal perusak Angkatan Laut PLA Changsha dengan pesawat terbang AS juga sangat kuat dan profesional, karena laporan AS juga menunjukkan kehadiran kapal perang PLA di kawasan itu.
CNN menggambarkan pertemuan tersebut sebagai "bukti nyata dari ketegangan yang terjadi antara AS dan Tiongkok," dan mengatakan bahwa kawasan Laut Tiongkok Selatan telah menjadi titik nyala utama, yang berpotensi besar di Asia Pasifik dalam beberapa tahun terakhir. (Global Times)