Sabtu, 25 Maret 2023 11:4:16 WIB

Ahli: Sidang Kongres atas TikTok Dapat Merusak Reputasi AS
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Andy Mok, peneliti senior di Center for China and Globalization (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Sidang kongres AS tentang TikTok pada hari Kamis (23/3) lalu adalah uji coba pertunjukan atau show trial, yang akan mempertanyakan ideologi kebebasan berbicara dan menyebabkan ketidakterlibatan di kalangan anak muda. Hal itu dikatakan oleh seorang ahli, pada hari Jum'at (24/4) pasca CEO TikTok muncul di sidang tersebut.

Andy Mok, peneliti senior di Center for China and Globalization, mengatakan sidang tersebut mengungkapkan sisi gelap dari pendirian politik AS.

"Saya pikir inilah yang membuatnya menjadi show trial karena jenis persidangan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi guna menginformasikan pembuatan kebijakan. Dan dari pertanyaan dan komentar yang dibuat oleh anggota kongres, sangat jelas tidak ada kepentingan dalam mengumpulkan informasi atau mencapai kesimpulan yang masuk akal. Saya pikir orang-orang ini telah memutuskan apa yang ingin mereka lakukan," ujarnya. 

"Dan ini benar-benar hanya kesempatan publik, benar-benar kesempatan yang memalukan untuk mengungkap kembali sisi gelap dari kemapanan politik Amerika. Dan ini adalah hal yang ironis, karena menurut saya pemerintah berada dalam situasi yang sangat sulit karena sebenarnya yang ingin mereka lakukan adalah mengkriminalisasi dan melarang kebebasan berbicara," lanjutnya. 

"Dan secara ideologis, kita semua tahu bahwa AS mengidentifikasi dirinya sebagai yang pertama dan terpenting sebagai negara hukum hingga negara yang menempatkan amandemen pertama hak kebebasan berbicara sebagai prioritas utama. Jadi saya pikir ini akan sangat merusak reputasi AS," imbuh Mok.

Sang ahli juga mengatakan jika pemerintah AS melarang aplikasi tersebut, mereka berpotensi kehilangan dukungan dari generasi muda, yang merupakan pengguna Tiktok terbanyak.

"Secara lebih praktis, banyak dari seratus lima puluh juta pengguna Tiktok adalah kaum muda dan ini mungkin kehilangan satu generasi pemilih dan pendukung partai yang berkuasa yang memutuskan untuk melakukan ini. Dan terakhir, kita semua tahu bahwa ada teknologi yang bisa mengatasi segala jenis pelarangan aplikasi media sosial. Jadi menurut saya apa yang mungkin dilakukan pemerintah pada akhirnya tidak hanya mengasingkan sebagian besar anak muda di AS, tetapi juga memaksa mereka untuk melanggar hukum. Saya rasa itu sangat disayangkan, selain serangan xenofobia dan rasis terhadap perusahaan Tiongkok ini," jelas Mok.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner