Sabtu, 17 Juni 2023 16:12:13 WIB
WHO Ungkap Obat Batuk Sirup Beracun Masih Mengancam Dunia
Kesehatan
Bagas Sumarlan - Radio Bharata Online
Ilustrasi. WHO menyebut obat batuk sirup beracun masih menjadi ancaman global. (iStockphoto/megaflopp)
Radi Bharata Online - World Health Organization (WHO) menyatakan obat batuk sirup beracun hingga kini masih menjadi ancaman global.
Rutendo Kuwana selaku ketua tim khusus WHO yang menangani kasus obat substandar dan palsu menegaskan sirup batuk beracun merupakan risiko yang berkelanjutan.
"Ini adalah risiko yang berkelanjutan," ungkap Kuwana, seperti diberitakan Channel News Asia pada Jumat (16/6).
Organisasi kesehatan dunia itu bahkan menjalin kerja sama baru dengan enam negara lain untuk melacak peredaran obat-obatan anak yang berpotensi mematikan.
Meski demikian, Kuwana menolak menyebutkan enam negara baru yang bekerja sama dengan badan dunia tersebut. Penyelidikan juga disebut masih terus berlanjut hingga saat ini.
Kerja sama tersebut melanjutkan laporan PBB yang menyebutkan sembilan negara diduga kuat telah menjual sirup tercemar racun. Laporan itu dirilis usai lebih dari 300 bayi di tiga benua meninggal dunia tahun lalu akibat obat tersebut.
Sementara itu, Kuwana juga mengimbau bahwa obat-obatan yang terkontaminasi masih dapat ditemukan selama beberapa tahun ke depan. Sebab, bahan berbahaya itu bisa saja masih bersarang di tong cairan yang sudah tercemar.
Ia menjelaskan pihak yang tidak bertanggung jawab kerap dengan sengaja mengganti bahan asli sirup batuk, propilen glikol, dengan bahan alternatif lain yang beracun. Langkah itu dilakukan karena bahan alternatif seperti etilen glikol atau dietilen glikol cenderung lebih murah.
Padahal, bahan-bahan itu disebut lebih sering digunakan untuk minyak rem atau produk lain yang bukan ditujukan untuk konsumsi manusia.
Kuwana menjelaskan WHO berteori bahwa penggunaan bahan beracun itu terjadi ketika harga propilen glikol melonjak pada 2021 silam. Beberapa pemasok kemudian diduga mencampur cairan beracun yang lebih murah dengan bahan-bahan lain yang diizinkan, dikutip dari CNN Indonesia.com.
Namun, Kuwana tidak mengatakan di mana pemasok itu berada dan mengklaim kesulitan membuktikan teori tersebut karena alur pasokan yang tidak jelas.
Di sisi lain, produsen obat-obatan dan beberapa perusahaan yang diduga memproduksi obat batuk beracun umumnya mengambil bahan baku dari pemasok internal.
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB